Dark/Light Mode
Dilanda Anomali Iklim
Indonesia Bakal Alami Musim Kemarau Basah
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, puncak musim kemarau terjadi pada Juli-Agustus 2024. Di saat bersamaan, Indonesia juga berpotensi dilanda fenomena La Nina. Akibatnya, musim kemarau diiringi meningkatnya curah hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena La Nina, akan menyebabkan curah hujan tinggi tahun ini. Menurut dia, fenomena itu berbanding terbalik dengan peristiwa sebelumnya, Indonesia dilanda El Nino atau musim kering parah.
“Akhir Maret lalu, BMKG sudah mengeluarkan prakiraan musim. Diprediksi, musim kemarau mulai bertahap, tidak seketika. April, sebagian kecil wilayah Indonesia memasuki kemarau, hingga akhirnya Juni nanti sebagian besar wilayah Indonesia memasuki ke musim kemarau. Puncaknya, Juli atau Agustus,” ujar Dwikorita dalam Konferensi Pers World Water Forum ke-10 di Bali, Kamis (23/5/2024).
Baca juga : Rumah Dinas Camat Dan Lurah Jadi Sarang Tikus
Lebih lanjut, dia menjelaskan, kemarau yang terjadi pada 2024 sebagian besar dalam kategori normal. Sekitar 9 persen wilayah mengalami musim kemarau yang lebih kering, dan 10 persen wilayah mengalami musim kemarau lebih basah.
Soal dampak kekeringan akibat kemarau, lanjut Dwikorita, lebih rentan terjadi di pulau-pulau kecil di bulan Juli-Agustus 2024. Karenanya, dia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap risiko yang terjadi, seperti kekurangan pasokan air dan kebakaran hutan.
“Upaya antisipasi melalui manajemen sumber daya air yang terintegrasi, menjadi hal yang dibutuhkan dalam menghadapi puncak musim kemarau. Pasca kemarau, peluang La Nina masih mungkin terjadi, tapi itu bisa meleset karena datanya masih kurang,” imbuhnya.
Baca juga : Atalanta Vs Torino, Misi Amankan Liga Champions
Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menyatakan, situasi waspada La Nina telah dinyatakan resmi oleh Biro Meteorologi Australia (Bureau of Meteorology Australia/ BoM). Menurut dia, La Nina sudah ditetapkan oleh BoM Australia pada bulan ini.
“Berdasarkan data kami, La Nina hanya terjadi di sebagian Sumatra dan Kalimantan. Kalimantan bagian tengah dan timur akan mengalami kemarau basah. Sementara Jawa, selama Mei-September sebagian besar mengalami musim kemarau yang normal dan cenderung minim hujan,” jelas Erma.
Dia mengimbau, masyarakat, khususnya petani di wilayah Jawa, mengantisipasi potensi itu dalam mempertimbangkan jenis tanaman yang akan ditanam. Erma mengatakan, tanaman palawija merupakan tanaman pangan yang tepat, untuk ditanami pada musim tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.