Dark/Light Mode

Kongres GMNI Ambon Panas, Ketua DPC Surabaya Imbau Kader Tak Terprovokasi

Rabu, 4 Desember 2019 17:25 WIB
Suasana Kongres GMNI di Ambon. (Foto: Istimewa)
Suasana Kongres GMNI di Ambon. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Surabaya, Aldian, mengakui bahwa Kongres GMNI XXI, di Kristiani Center, Ambon, mengalami berbagai dinamika dan berjalan panas. Dinamika diawali dengan adanya peserta sidang yang memilih walk out dari forum sidang pleno IV.     

Penyebabnya, kata Aldian, karena tidak terima saat ada 5 DPC yang sebelumnya memaksa masuk forum kemudian ditertibkan Pimpinan Sidang Sementara karena tidak memiliki Surat Keputusan (SK) dari DPP GMNI. Cabang-cabang tersebut mengantongi SK DPP yang dikeluarkan Ketum Robaytullah Kusuma Jaya dan Sekjen Clance Teddy secara sepihak dengan status definitif. Padahal cabang tersebut belum layak untuk dikatakan definitif.     

Atas masalah itu, DPP GMNI memutuskan membentuk tim. Salah satu anggotanya adalah Clance Teddy. Namun, Clance tidak melaksanakan tugasnya. Clance malah memaksakan kehendak memasukan cabang tersebut menjadi peserta kongres.    

Baca juga : Wiranto Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh

Setelah itu, terang Aldian, Robaytullah, Clance, serta 7 pengurus DPP lain tiba-tiba menghilang dari ruang persidangan bersamaan dengan walk out beberapa peserta sidang. “Saya sangat menyesalkan sikap ketidakdewasaan dari teman-teman yang memilih walk out dari ruang persidangan. Saya menilai Pimpinan Sidang Sementara sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan ADRT GMNI,” ujar Aldian dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (4/12).    

Setelah adanya dinamika tersebut, kata Aldian, forum dilanjutkan kembali dan diikuti oleh 91 peserta sidang yang sah. Tujuannya, untuk menetapkan Pimpinan Sidang Pleno dan Pimpinan Sidang Komisi melalui mekanisme yang organisasi yang sah.      

Aldian menegaskan, Kongres GMNI XXI merupakan forum musyawarah tertinggi yang dilaksanakan di GMNI. Melalui forum ini, GMNI sebagai organisasi intelektual yang bernapaskan Nasionalisme Bung Karno itu memerlukan ide dan gagasan yang jernih dan cemerlang.       

Baca juga : Kurangi Impor, Pengusaha Harus Bisa Tingkatkan Produksi

Hingga Selasa malam Kongres GMNI XXI masih berlangsung dan telah sampai pada sidang Pleno V untuk penyampaian laporan pertanggung jawaban (LPJ) DPP GMNI 2017-2019. Forum dijalankan tanpa keberadaan Ketum, Sekjen, serta 7 pengurus DPP lain.      

Bersamaan dengan berjalannya Sidang Pleno V di Kristiani Center, Robaytullah dan Clance mendeklarasikan terpilihnya Arjuna sebagai Ketua Umum dan Dendy sebagai Sekretaris Jenderal DPP GMNI 2019-2021, di Hotel Amaris, Ambon. Aldian menegaskan, terpilihnya Arjuna dan Dendy merupakan hasil dari pemilihan yang illegal dan tidak sesuai dengan mekanisme organisasi.      

Di tengah dinamika yang cukup panas pada Kongres GMNI XXI di Ambon, Aldian berpesan kepada seluruh kader GMNI se-Indonesia agar tidak terprovokasi atas kejadian di Hotel Amaris, Ambon. “Saya mengimbau secara tegas kepada kader GMNI se-Indonesia agar jangan menerima mentah-mentah adanya isu mengenai terpilihnya Bung Arjuno sebagai ketum dan Bung Dendy sebagai sekjen. Karena Kongres GMNI XXI yang sah atau legal saat ini tengah berlangsung di Kristiani Center, Ambon,” ujarnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.