Dark/Light Mode

Kementan-Pemprov NTT Komitmen Perkuat Gratieks Komoditas Peternakan

Minggu, 15 Desember 2019 03:19 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menandatangani kesepakatan kerja sama peningkatan populasi dan produksi dalam rangka percepatan ekspor dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Sabtu (14/12). (Foto: Humas Kementan)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menandatangani kesepakatan kerja sama peningkatan populasi dan produksi dalam rangka percepatan ekspor dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Sabtu (14/12). (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemprov NTT memiliki komitmen untuk menjalankan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Hal ini ditandai dengan ditandatangani Nota Kesepahaman tentang peningkatan populasi dan produksi dalam rangka percepatan ekspor komoditi peternakan antara Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Gubernur Provinsi NTT.      

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kesepakatan ini didasari adanya keinginan bersama dengan mensinergikan potensi, tugas, fungsi dan kewenangan dan program yang ada. "Kita sepakat bekerjasama untuk mewujudkan peningkatan populasi dan produksi dalam rangka ekspor komoditi peternakan.  Apalagi NTT merupakan salah satu lumbung ternak sapi Nasional dan Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah penyuplai terbesar kebutuhan protein hewani," kata Syahrul setelah melepas Ekspor Komoditi Pertanian dan Pengiriman Sapi dari NTT dengan Tol Laut serta Penyerahan Bantuan kepada Petani NTT tahun 2020, di Pelabuhan Tenau, Kota Kupang, Sabtu (14/12).      

Kebutuhan daging sapi nasional, menurut SYL, sangat tinggi. Sehingga memerlukan dukungan dari daerah-daerah penghasil ternak sapi, dalam upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan untuk komoditas daging sapi. Upaya ini tidak sebatas hanya pada kemampuan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakatnya saja tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal. “Kita perlu menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah dalam pembangunan peternakan," ungkap SYL.         

Baca juga : Cegah Resistensi Antibiotik, Kementan Larang Penggunaan Colistin di Peternakan

SYL menjelaskan dalam kesepakatan ini, Kementan menegaskan komitmen NTT untuk mampu meningkatan produksi komoditas peternakan. Antara lain sapi potong dan unggas minimal 7 persen per tahun. Artinya terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja subsektor peternakan dan kesehatan hewan.    

"Kami mendukung pembangunan pertanian di NTT. Oleh karena itu, sarana prasarana dan pengembangan komoditas menjadi prioritas. Tapi harus sesuai dengan agroklimat dan ekosistem agar bisa berkembang," ujar SYL      

Sektor pertanian, memiliki peranan strategis di dalam pembangunan nasional untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mengacu dengan arah kebijakan jangka menengah pembangunan pertanian nasionl. Untuk itu, Gubernur NTT, Viktor Leiskodat, bertekad menjadikan peternak NTT menjadi raja di negeri ini.

Baca juga : Kementan-BPS Sepakati Satu Data Peternakan dan Kesehatan Hewan

"Kami mengharapkan peternak rakyat kedepan menguasai daging premium dan Indonesia tidak lagi mengimpor daging premium" ungkap Viktor. Viktor juga menjelaskan kejayaan daging NTT yang membanjiri pasar Hongkong ingin  kembali diwujudkan.      

Dalam upaya pemberdayaan peternak di NTT untuk tahun 2019,  SYL menyampaikan bahwa Kementan telah memfasilitasi pada beberapa kabupaten di NTT. Rinciannya, sapi potong sebanyak 25 ekor dan kambing sebanyak 25 Ekor di Kabupaten Belu, sapi potong sebanyak 50 ekor dan babi sebanyak 200 ekor di Kabupaten Malaka, dan kambing sebanyak 20 ekor di Kabupaten Sumba Barat Daya.       

"Insya Allah, ke depannya potensi dan tantangan di pertanian dan peternakan dapat kita selesaikan. Semua peluang upaya harus dilakuakn. Termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi. Insimenasi buatan untuk sapi juga perlu digenjot, karenaa kebutuhan daging terutama di akhir tahun menjelang Natal dan tahun baru, biasanya cukup tinggi. Kita ada dana KUR, nilainya 50 triliun dengan bunga rendah, hanya 6 persen. Silakan Pak Gubernur manfaatkan untuk membantu peternak dan petani. Dan Kostratani selain dipersiapkan untuk mengelola dan pengawasan, juga dipersiapkan  untuk membuat ekosistem pertanian yang baik. Dengan teknologi IT membantu pertanian lebih smart," ujar SYL. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.