Dark/Light Mode

Sudahlah, Kapolda Sultra Sudah Minta Maaf

Kamis, 19 Maret 2020 22:02 WIB
Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam. Foto: Twitter @Alfarezhyh
Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam. Foto: Twitter @Alfarezhyh

RM.id  Rakyat Merdeka - Aktivis Mahasiswa Jakarta meminta persoalan salah informasi yang disampaikan Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam terkait kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal China, tak perlu dibesar-besarkan. 

Soalnya, Merdisyam telah meminta maaf karena keliru menyampaikan informasi. Kekeliruan terjadi lantaran keterbatasan waktu dan minimnya keterangan yang diberikan otoritas terkait kepada mantan Direktur Intelkam Polda Metro Jaya itu. 

"Kapolda sudah minta maaf tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Wiryawan, Koordinator Aktivis Mahasiswa Jakarta dalam siaran pers, Kamis (19/3). 

Baca juga : Kapolda Sultra Blunder, Komisi III DPR Minta Kapolri Klarifikasi

Menurut dia, ada miskoordinasi antara kepolisian dan pihak imigrasi dalam kejadian ini. "Hanya miskoordinasi saja itu, karena Pak Kapolda pasti punya laporan juga dari jajarannya yang kemudian itu yang beliau sampaikan," ujar mantan Ketua Hikmahbudhi Jakarta Utara ini. 

Apa yang dilakukan Merdisyam, kata Wiryawan semangatnya ialah mencegah penyebaran informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau hoaks. Dengan begitu, informasi itu tak menimbulkan keresahan di masyarakat. Mengingat di kondisi mewabahnya corona seperti sekarang, cukup banyak berseliweran kabar bohong yang berpotensi memicu kepanikan publik.

Diketahui, dalam video yang beredar mengenai kedatangan TKA itu, sempat disebutkan oleh perekam bahwa orang-orang itu membawa corona yang bisa menginfeksi satu pesawat.

Baca juga : MPR: Kekerasan pada Anak Sudah Lampu Merah

"Langkah yang diambil Kapolda adalah langkah antisipasi untuk mencegah informasi hoaks dan memberikan rasa tenang terhadap masyarakat agar tidak takut secara berlebihan. Saya rasa harap dimaklumi. Tidak ada maksud yang lain" imbuh Wiryawan. 

Ia mengajak semua pihak mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Terutama pelajaran untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di kondisi yang tak biasa ini. "Intinya harus banyak koordinasi antar lembaga negara untuk mencegah penyebaran covid-19," tandasnya. 

Sebelumnya, Merdisyam menjadi sorotan setelah salah memberikan informasi mengenai kedatangan TKA di Bandara Haluoleo, Kendari. Ia menyebut para TKA China berasal dari Jakarta hendak memperpanjang visa, dan merupakan tenaga kerja yang sudah lama bekerja di perusahaan tambang Sultra. 

Baca juga : Ska Ala Opera China

Pernyataan itu disampaikan untuk membantah narasi yang disampaikan dalam video viral mengenai kedatangan TKA, bahwa mereka merupakan pekerja dari China yang baru masuk Kendari, dan membawa virus corona. 

Belakangan, pernyataan Merdisyam dikoreksi oleh pihak imigrasi, yang menyebut bahwa TKA itu terbang langsung dari China melalui Thailand. Mereka juga disebut merupakan tenaga kerja baru. 

Akibat bantahan ini, tanda pagar (tagar) agar Merdisyam dicopot dari jabatannya sempat trending di media sosial Twitter. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.