Dark/Light Mode

LSI Denny JA

5 Juni, Indonesia Sudah Kembali Kerja, Bertahap di 158 Wilayah

Minggu, 31 Mei 2020 07:12 WIB
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman (kanan) (Foto: Istimewa)
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman (kanan) (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Survey Indonesia (LSI) Denny JA meyakini, Indonesia sudah bisa kembali bekerja secara bertahap di 158 wilayah, dari Aceh hingga Papua pada 5 Juni mendatang. Sebagian wilayah tersebut dinyatakan siap untuk masuk era The New Nomal.

Warga kembali bekerja dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.  Sektor bisnis berskala besar maupun bisnis kecil menengah dapat kembali beroperasi, dengan panduan kesehatan di tempat kerja masing-masing.

"Dengan demikian, Indonesia mampu memulihkan ekonomi lebih cepat, sekaligus menghindari melonjaknya kasus baru Corona," kata Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, dalam konferensi video di Jakarta, Sabtu (30/5).

Kesimpulan LSI Denny JA dilakukan dengan metode kualitatif yaitu studi data sekunder periode. Data yang digunakan berasal dari tiga sumber: Gugus Tugas, Worldometer, dan WHO.

LSI Denny JA memaparkan lima alasan mengapa Indonesia dinyatakan siap masuk era The New Normal pada 5 Juni mendatang. Pertama, wilayah yang dibuka adalah wilayah yang penyebaran Covid-nya relatif terkontrol.

Dari riset yang dilakukan LSI Denny JA, ada 158 wilayah di Indonesia yang siap untuk bekerja kembali. 158 wilayah itu terdiri dari tiga gabungan kategori wilayah. Yaitu, 124 wilayah Indonesia yang sejak awal pandemi virus corona masuk ke Indonesia, hingga saat ini belum ada laporan warganya terpapar virus corona. 124 daerah ini tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia.

Baca juga : Rakyat Ingin Kembali Kerja, Pemerintah Harus Perjelas `New Normal`

Kedua, 33 wilayah Indonesia yang tercatat punya kasus Covid-19, telah memberlakukan PSBB. Grafik tambahan kasus harian di wilayah tersebut menunjukkan adanya fluktuasi tambahan kasus harian yang berbeda-beda di setiap wilayah. Namun secara umum, pasca memberlakukan PSBB, penyebaran virus di wilayah tersebut relatif terkontrol.

Hal ini dikuatkan dengan keputusan wilayah-wilayah tersebut, untuk tidak lagi memperpanjang periode PSBB. 33 wilayah yang telah siap untuk masuk era The New Normal adalah wilayah yang masa PSBB-nya berakhir sebelum 5 Juni 2020.

Bali adalah wilayah yang mampu mengontrol penyebaran Covid-19,  tanpa PSBB. Oleh karena itu, Bali melengkapi wilayah lain sehingga menjadi total 158 wilayah yang siap bekerja kembali pada 5 Juni 2020.

Sejak awal pandemik, strategi penanganan penyebaran virus corona bersifat top down. Sesuai keputusan PSBB, masyarakat diminta tetap di rumah, dan pemerintah secara aktif melakukan kontrol terhadap penyebaran virus.

Melakukan tes virus terhadap mereka yang punya gejala (testing), melacak sejarah kontak (contact tracing), dan melakukan perawatan. Sejauh ini, strategi yang dilakukan memang menunjukkan bahwa penyebaran virus relatif terkontrol. Namun, strategi ini membutuhkan waktu yang lama.

Mengingat populasi Indonesia yang padat dan geografisnya yang berpulau-pulau, peran serta masyarakat yang lebih luas untuk mengontrol penyebaran virus sangat diperlukan. 

Baca juga : PM Jepang Minta Indonesia Jamin Keamanan Warganya

"Kontrol penyebaran bisa dilakukan secara bottom-up. Artinya, kontrol penyebaran virus secara aktif dilakukan oleh level organisasi paling bawah, yang bersentuhan dengan masyarakat yaitu RT/RW ataupun desa," terangnya.

Sehingga, tak perlu lagi menutup wilayah atau kota yang lebih luas. Bali merupakan model strategi berbasis pengawasan grassroot. Bali melibatkan komunitas adat dan perangkat organisasi paling bawah.

Sehingga, meski tanpa PSBB, data harian di Bali sejak awal Mei 2020 hingga saat ini menunjukan tren menurun. 

Ketiga, ekonomi juga harus ditumbuhkan. Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara kesehatan tubuh dan kesehatan ekonomi. Jika Indonesia tak segera kembali bekerja, ekonomi tak segera dibuka, dampak buruknya akan lebih mematikan.

Keempat, bekerja kembali dengan protokol kesehatan yang ketat. Penyebaran Covid-19 dapat dikontrol secara efektif, jika vaksinnya telah ditemukan. Vaksin diperkirakan baru bisa tersedia 12 hingga 18 bulan sejak mulai dikembangkan. Berarti, vaksin tersebut bisa diperoleh, paling cepat pada pertengahan atau akhir 2021.

"Tak mungkin, ekonomi dibuka kembali menunggu vaksin ditemukan. Oleh karena itu, warga harus “berdamai”. Hidup di era The New Normal, yaitu bekerja kembali, beraktivitas kembali, dengan cara yang paling aman," tutur Ikrama.

Baca juga : Ini Hitungan Denny JA Soal Jumlah Kasus Covid-19 Jika Mudik Tak Dilarang

Kelima, Indonesia tak sendiri. Negara tetangga juga sudah lebih dulu membuka ekonomi. Banyak negara di dunia telah melonggarkan berbagai pembatasan aktivitas di ruang publik, dan membuka kembali aktivitas ekonominya. Termasuk, negara-negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara.

Pemerintah Malaysia, Thailand, Filipina, Singapore bertahap membuka sejumlah sektor bisnis pada Mei 2020.

"Jika Indonesia memutuskan untuk serentak membuka aktivitas ekonomi di 158 wilayah pada 5 Juni 2020, maka keputusan tersebut didasarkan pada data perkembangan kasus, perubahan strategi, dan pengalaman negara- negara lain," pungkas Ikrama. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.