Dark/Light Mode

Bupati Banyuwangi Bicara Soal New Normal

`Kita Bukan Superman`

Selasa, 16 Juni 2020 07:32 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat Ngobrol Santuy Rakyat Merdeka live di instragram, Senin (15/6). (Foto: Istimewa)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat Ngobrol Santuy Rakyat Merdeka live di instragram, Senin (15/6). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Host kemudian menyinggung soal leadership dan intervensi parpol. Apa jawab Anas? Itu semua bisa diatasi dengan pendekatan yang baik. Meski pun awalnya muncul kemarahan, namun akhirnya berbuah manis. “Biasanya kan tim (dari partai pengusung) itu ada daftar camat dan kepala dinas yang harus diganti karena tidak membantu. Tapi setelah kami jelaskan tentu mereka pelan-pelan akan paham,” bebernya.

Diakui Anas, tidak melulu program gagasannya disetujui DPRD. Misalnya, ketika dia membuat program Festival Banyuwangi. Padahal festival ini instrumen penting bagi dirinya untuk ber kon solidasi dengan anggota dewan.

“Dua tahun DPRD tidak setuju dengan program ini. Lalu kami lakukan survei ke rakyat, ternyata 85 persen rakyat setuju dengan ada nya Festival Banyuwangi. Saya ikuti ini lalu saya sampaikan ke DpRD, akhirnya mereka terbelah, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju,” ucapnya.

Baca juga : Hadapi New Normal, CIMB Niaga Sesuaikan Jam Operasional Kacab

Hingga saat ini, Anas menilai hasil survei menjadi pemantik untuk membangun kabupaten dengan julukan Negeri Di atas awan itu. Kritikan dari rakyat terkait pelayanan publik selalu dibarengi dengan hasil survei. Sebab dia tidak bisa menyangkal aspirasi publik tanpa adanya survei. Maka dari itu setiap 6 bulan Anas melakukan survei tentang kebijakan publik.

“Contohnya pelayanan kesehatan yang dinilai publik tidak bagus. Begitu kami survei baru ketahuan, oh orang tidak puas berobat di puskesmas kare na dokternya telat datang. publik tidak puas pelayanan kesehatan di RSUD, ternyata antrean obatnya terlalu panjang,” ungkapnya.

Lalu solusinya? “Di sini lalu saya putuskan. Yang benar itu buka loket baru dan buka apoteker baru. Bukan malah membangun RS baru sebagaimana permintaan segelintir orang,” jawab eks anggota DPR ini.

Baca juga : Langgar Aturan Transportasi New Normal, Izin Operator Bisa Dicabut

Survei, diakuinya membuat presisi pengambilan keputusan lebih tajam. Bahkan anas melibatkan sejumlah universitas untuk melakukan riset dengan menggunakan anggaran Litbang yang ada di Bappeda. “Tujuannya agar presisinya lebih tajam,” ungkap Anas.

Impact-nya pun terlihat ketika angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi terus menurun. “Alhamdulilah kemiskinan kami yang dulu mencapai 20,4 persen sekarang turun jadi 7,52 persen sebelum Covid-19. itu karena program survei terealisasi terlebih kampung menjadi priotas kami,” paparnya.

Dia menambahkan, di era sekarang tidak bisa lagi pendekatan orang per orang, tapi harus pendekatan pada sistem. Apalagi permasalahan di Indonesia begitu luas dan kompleks, sehingga sistem ini menjadi penting. Tinggal bagaimana sistem bisa dibangun mandiri oleh daerah agar lebih efisien. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.