Dark/Light Mode

Corona Tetap Nambah Ribuan

Gelombang I Belum Beres Kok Mikirin Gelombang II

Jumat, 19 Juni 2020 06:22 WIB
Ilustrasi masyarakat yang waswas dengan berita penambahan kasus corona. (Kantun: Mice)
Ilustrasi masyarakat yang waswas dengan berita penambahan kasus corona. (Kantun: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penambahan kasus positif corona di Tanah Air masih mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari terakhir, penambahannya selalu di atas seribuan. Kemarin, bahkan memecahkan rekor dengan 1.331 kasus baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa gelombang I corona di Indonesia belum beres. Jadi, nggak usah dulu memikirkan gelombang II.

Dengan penambahan 1.331 kasus baru, total yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 42.762 orang. Dari jumlah itu, 2.339 meninggal dan 16.798 berhasil disembuhkan. 

Dengan terus bertambahnya kasus baru, Indonesia sudah menjadi yang tertinggi di ASEAN. Berdasar data Worldmeter, Indonesia sudah melewati Singapura yang memiliki 41.216 kasus positif. Di urutan ketiga ada Filipina dengan 27.238 kasus positif dan keempat ada Malaysia dengan 8.515 kasus positif. 

Baca juga : Jokowi Dagdigdug

Namun, pemerintah sepertinya tidak terlalu khawatir dengan penambahan ini. Malah, pemerintah lebih mengkhawatirkan kemunculan kasus gelombang II. Kekhawatiran adanya gelombang II itu disampaikan antara lain Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Kekhawatiran Sri Mul itu disampaikan Rabu lalu saat menyampaikan keterangan pers soal APBN. 

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia dr. Pandu Riono agak heran dengan sikap pemerintah ini. Dia mengatakan, kurang tepat jika sudah khawatir dengan gelombang II, sedangkan gelombang I belum beres. "Gelombang pertama saja masih belum selesai kok sudah mikirin gelombang kedua," kata Pandu, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Kapan gelombang I berakhir? Dia bilang, sulit dianalisa. Soalnya, saat ini Indonesia masih dalam puncak pandemi. Kurva Covid-19 masih akan naik turun seiring penambahan kasus. Bahkan ia memperkirakan akan ada 2 sampai 3 puncak. "Bisa jadi malah gak selesai-selesai puncaknya,” ujarnya. 

Baca juga : Update Corona: Penambahan Kasus Baru Belum Melandai, Pasien Sembuh Tembus 4.129 Orang

Puncak pandemi terjadi ketika kurva kasus di suatu negara rata. Setelah itu, ada pelambatan penyebaran virus dan angka kasus baru yang terus menurun. 

Karena itu, dia berharap pemerintah serius memutus rantai penyebaran virus untuk mencegah peningkatan kasus. Caranya, tes, lacak, dan isolasi. Juga mendorong agar setiap orang memakai masker. Selain itu, dia juga berharap pemerintah menambah jumlah tes menjadi 50 ribu per hari. Saat ini, jumlah tes sudah mencapai 20 ribu per hari. Ia menilai jumlah tersebut belum ideal. 

Hal senada disampaikan Ketum PB IDI Daeng Mohammad Faqih. Kata dia, saat ini Indonesia masih ada di dalam gelombang I. Ancaman gelombang II bisa terjadi bila suatu daerah telah mengalami penurunan kasus Covid, kemudian kembali ada kasus yang meningkat. 

Baca juga : Rupiah dan Mata Uang Asia Babak-belur Dihantam Covid Gelombang II

Ketum PMI Jusuf Kalla ikut bicara. Politisi yang akrab disapa Pak JK ini menyebut, penanggulangan corona harus cepat. Harus lebih cepat dari penularan virus itu.  

JK menerangkan, penyebaran Covid-19 sangat cepat. Tidak ada virus secepat ini. Saat ini jumlah kasus di dunia mencapai 8 juta orang di dunia. Dulu, 1 juta kasus pertama terjadi dalam kurun waktu 3 bulan. Kemudian 1 juta keduanya terjadi hanya dalam waktu 20 hari. "Dan yang terakhir, dari angka kasus 7 juta menuju kasus ke 8 juta, dicapai hanya dalam waktu 8 hari," kata JK, di hadapan pengurus PMI se-Sulawesi Selatan, di Wisma Kalla, Makassar, kemarin. 

JK mengingatkan pemerintah hingga seluruh elemen untuk bekerja lebih cepat dalam memerangi corona. JK juga mengingatkan, satu-satunya cara menghindari corona saat ini ialah dengan tetap tinggal di rumah dan selalu menggunakan masker saat keluar. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.