Dark/Light Mode

Ngopi Pagi

Belajar Naik-Turun Dari Dua Coffee

Kamis, 25 Juni 2020 05:42 WIB
Co-Founder Dua Coffee Shop Omar Karim Prawiranegara (Foto: Tangkapan layan)
Co-Founder Dua Coffee Shop Omar Karim Prawiranegara (Foto: Tangkapan layan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sambil membelakangi dinding bata ekspos, Co-Founder Dua Coffee Shop Omar Karim Prawiranegara nampak serius membaca headline halaman utama Rakyat Merdeka versi PDF di ponselnya. Judulnya: “Teten Ungkap UKM di Masa Pandemi: 1998 Penyelamat Ekonomi, 2020 Jadi Buffer Ekonomi”. 

Berita ini dikupas dalam program “Ngopi Pagi” virtual Rakyat Merdeka yang disiarkan langsung di Facebook, YouTube, dan Instagram Rakyat Merdeka, kemarin pagi. Omar hadir sebagai narasumber. Acara ini dipandu Pemimpin Umum Rakyat Merdeka Ratna Susilowati. Hadir juga Dirut Rakyat Merdeka Kiki Iswara dan wartawan senior Rakyat Merdeka Budi Rahman Hakim. 

"Emang sekarang bener sih," begitu komentar Omar atas headline Rakyat Merdeka itu. Jebolan Manajemen Marketing Universitas Padjadjaran ini ikut menjadi saksi betapa besar gelombang PHK selama pandemi Covid-19. "Justru yang menjadi tulang punggung balik lagi ke UMKM nih," ucapnya. "Ini kalau enggak ada wabah corona, mestinya kita duduk ngobrol seruput kopinya di Dua Coffee nih... he-he-he," timpal Ratna, host Ngopi Pagi.

Baca juga : Pandemi Melandai, Langsung Take Off

Omar lalu mengisahkan, mengapa dia dan rekannya Rinaldi Nurpratama mengambil nama Dua untuk kedai kopinya. "Dua (dalam Bahasa Arab) itu artinya doa. Saya dan Aldi ingin berdoa, agar semua yang bergabung dengan kami bisa mencapai cita-cita bersama," paparnya.

Ratna lalu mengutip pernyataan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, yang dikutip dalam headline tersebut. "Bahwa yang bisa survive di masa pandemi ini adalah yang sudah masuk ke pasar digital. Sayangnya, Pak Teten bilang baru 10 persen atau 8 jutaan pelaku usaha (dari 64 juta UMKM) yang sudah digital.”

Omar mengangguk. Selama pandemi ini, kedainya juga pernah berada di titik pendapatan paling rendah. Dampak yang paling terasa adalah ketika diberlakukan PSBB. Omzet drop hingga 80 persen. Tapi, Dua Coffee tidak kehilangan akal. Dua Coffee memutuskan jualan kopi literan secara online. Menjual kopi literan ini dipilih untuk menyiasati tingginya ongkos kirim jika menggunakan ojek online. Hasilnya, signifikan. Dua Coffee berhasil mencetak pendapatan lebih tinggi dibanding sebelum Covid-19. 

Baca juga : Wamen Desa Nanya, Boleh Pakai Peci..?

Alhasil, Dua Coffee tidak ada layoff karyawan, dan pembayaran THR sudah sesuai jadwal. Bagi Omar, mempertahankan karyawan lebih penting ketimbang menyelamatkan diri sendiri. "Kalau mau menyelamatkan diri sendiri itu gampang, tinggal mengurangi karyawan. Tapi, kami tidak mau. Karena bagi kami, karyawan itu aset, bukan alat," ucapnya.

Dengan mempertahankan karyawan, roda perekonomian tetap berjalan. Yang pada akhirnya bisnis kopinya tetap hidup. "Naik bersama-sama, kalau lagi turun ya turun sama-sama. Bukan berarti ketika naik dan turun, kami melupakan jasa karyawan. Selain mengutamakan ketekunan, kami juga bekerja dengan hati," ujarnya.

Dengan prinsip itu pula, Dua Coffee bisa membuka cabang di Washington DC, Amerika Serikat. Omar kemudian membocorkan rahasia menembus pasar Amerika. Hal pertama yang dilakukannya sebelum memulai bisnis adalah riset dan data. Baginya, dua hal itu sudah mendarah-daging. Karena pernah lama bekerja di sejumlah perusahaan multinasional. Riset dan data ini penting, meskipun hanya untuk skala bisnis UMKM.

Baca juga : Bisa Rugikan Negara, Hapus Diskon Harga Rokok

Dalam riset itu, ia pernah menongkrongi salah satu warung kopi di Amerika dari pagi. Untuk mengetahui jumlah pengunjung dan apa saja yang paling sering dibeli. Dari sana ia juga jadi tahu berapa dolar rata-rata pembeli menghabiskan uangnya di warung kopi. "Nah dari situ kita bisa cari peluangnya," ucapnya.

Dia juga melakukan riset rasa kopi yang diminati warga Amerika. Yakni rasa kopi yang bold atau tebal. Dari sana ia mulai diferensiasi produk sebagai pembeda. Selain itu, Dua Coffee juga menerapkan prosedur ketat dalam menyajikan kopi. Hasilnya: kopi mereka jadi rebutan di Amerika. Bahkan salah satu atlet di sana ingin membeli paten salah satu varian kopi mereka, yakni espresso sari air kelapa. [SAR/EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.