Dark/Light Mode

Masih Perlu Edukasi

Guru Besar Ilmu Politik Unpad : Publik Belum Paham Apa Itu New Normal

Selasa, 30 Juni 2020 20:52 WIB
Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan Universitas Padjajaran Prof Muradi
Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan Universitas Padjajaran Prof Muradi

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat belum memahami betul makna dari New Normal atau menerapkan pola Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Pada praktiknya dilapangan, masyarakat masih menilai apa yang disebut new normal itu adalah kehidupan normal/biasa, tanpa protokol kesehatan seperti imbauan pemerintah.

Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan Universitas Padjajaran Prof Muradi, mengamati hal tersebut dari prilaku masyarakat di Jawa Barat pasca Pemprov Jabar menghentikan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Jumat, 26 Juni 2020.

"Misalnya, setelah pengumuman itu, kan orang-orang engga pakai masker, sudah berdekatan dan sebagainya. Bahkan mereka marah ketika ditegur misalnya kenapa enggak pakai masker dan sebagainya. Artinya, kalau menurut saya ini kengeyelan publik baru (KPB), yang muncul karena publik tidak memahami akan arti New Normal," terang Prof Muradi saat dikontak Rakyat Merdeka, Selasa, (30/6/2020).

Baca juga : Mahasiswa Andalas Berikan Edukasi Ke Warga Desa Soal New Normal

Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Padjajaran ini menilai, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada publik tentang arti penting dari kata New Normal, AKB yang sesungguhnya itu.

"Publik itu masih bingung dengan apa yang disebut New Normal. Jadi, edukasi publik itu perlu dilakukan pemerintah. Ini New Normal lho, New Normal itu sesuatu yang baru, bukan kehidupan biasa seperti sebelum pandemi. Kalau saya lihat, saat ini bukan pola New Normal yang diterapkan, tapi, ya kehidupan seperti halnya biasa, kehidupan sebelum pandemi terjadi," jelas Muradi. 

Sebagaimana diketahui, New Normal itu adalah kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga : PLN Pede Penjualan Listrik Meningkat Saat New Normal

Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. 

Jika makna New Normal dipahami publik dan kemudian publik menerapkan pola New Normal itu dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik pada skema AKB ini, diyakini, penyebaran Covid-19 akan terhenti dan musnah. Namun, jika sebaliknya (tak paham), potensi penyebaran Covid-19 takkan henti mewabah.

"Ini jelas terbukti. Ketika pemerintah menghentikan kebijakan PSBB dan beralih ke New Normal, beberapa hari setelahnya masih ditemukan masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19, di Jawa Barat misalnya pasca digelar rapid test kerjasama antara Pemprov Jabar dan Badan Intelijen Negara, hasilnya, ditemukan 3 positif dan 14 reaktif Covid-19," tutur Muradi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.