Dark/Light Mode

Pegang Toa di Surabaya

Menkes Puasa Bicara, Risma yang Koar-koar

Jumat, 3 Juli 2020 06:14 WIB
Mengenakan pelindung wajah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini blusukan di Surabaya, kemarin. (Foto: Istimewa)
Mengenakan pelindung wajah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini blusukan di Surabaya, kemarin. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sempat "menghilang" setelah video Presiden Jokowi marah diunggah ke Youtube, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akhirnya muncul di depan publik. Kemarin, mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto itu bertandang ke Surabaya. Bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dia blusukan ke pasar. Meski nenteng-nenteng toa, dia memilih "puasa" bicara. Risma lah yang tak henti berkoar-koar.

Terawan jadi sorotan setelah Presiden Jokowi marah dan menyindirnya hingga dua kali dalam Rapat Kabinet Paripurna, 18 Juni, yang videonya diunggah pihak Istana ke Youtube, 28 Juni. Terawan menduduki posisi paling atas menteri yang diprediksi akan kena reshuffle. Terawan juga banyak dicari media untuk dimintai pernyataan soal isu reshuffle. Namun, sejak 28 Juni sampai 1 Juli, Terawan sulit ditemui. Pernah sekali Terawan muncul ke publik, tapi hanya di acara webinar yang digelar PDIP, Selasa (30/6).

Nah, kemarin, Terawan muncul di Balaikota Surabaya. Tampilannya necis. Kemeja putih lengan panjang dengan pin menteri di dada kiri dan masker hijau di wajah. Ia tak sendiri. Sejumlah stafnya ikut mengiringi. 

Kehadiran Terawan yang mendadak ini, bikin Risma terkejut. Risma yang sedang berada di taman depan Balaikota, sampai kaget melihat ada menteri datang. Ia buru-buru menyambut sang menteri. 

Baca juga : Denny Indrayana Bakal Duel dengan Petahana

Sejenak, keduanya terlihat berdiskusi. Menurut Humas Pemkot Surabaya, saat itu Risma membahas program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang dinilai berhasil menekan penyebaran Covid-19. Salah satu kampung yang berhasil menerapkan protokol kesehatan dengan baik adalah daerah Rungkut. Dulu, di wilayah ini banyak pasien Covid-19. Sekarang, berkat rapid test dan pelacakan, Rungkut sudah aman. 

Usai ngobrol-ngobrol, Risma kemudian mengajak Terawan ke Pasar Genteng Baru. Pasar ini bagian dari program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Atau pasar yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat. Di pasar ini, tiap pemilik kios memasang tirai plastik sebagai batas pemisah antarpenjual dan pembeli. Pasar itu juga memberlakukan sistem jalan satu arah.

Tiba di lokasi, Terawan bersama Risma langsung berkeliling menyusuri lorong demi lorong pasar. Menggunakan megaphone yang dipegangi Terawan, Risma mengimbau para pedagang dan pengunjung mematuhi protokol kesehatan. "Ayo, ayo jaga jarak," teriak Risma.

Saat berkeliling, Risma mendapati seorang pengunjung yang melanggar sistem jalan satu arah itu. "Ayo jalanmu salah, puter balik, daripada tak masukkan ke Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial). Ketemu ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa) kamu di sana," tegur Risma ke orang itu. Terawan hanya memerhatikan.

Baca juga : Yasonna, Awas Kepleset Lagi

Dari pasar, Risma mengajak Terawan berkunjung ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya. Ia menggelar pertemuan tertutup bersama manajemen rumah sakit dan Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita. Sayangnya, Terawan masih puasa bicara ke media. Usai acara, ia enggan memberikan keterangan apa pun kepada awak media yang telah menunggunya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai, di tengah isu reshuffle seperti ini, para menteri harus mau tampil. "Agar terlihat bekerja," ucapnya, kemarin.

Apakah Menkes akan lolos dari reshuffle? Ujang melihat, Terawan sulit diselamatkan dari posisinya sekarang. Menurut dia, dari sikap Jokowi sudah tampak, Terawan akan diganti.  Menurut dia, ada dua alasan kenapa Terawan rawan. Pertama, Terawan dianggap tak sigap dalam bekerja. Sehingga belanja anggaran di Kemenkes sebesar Rp 75 triliun baru terserap 1,53 persen.

Padahal, sebagai Menteri Kesehatan, mestinya Terawan yang bekerja paling keras dari yang lain. Karena Kemenkes menjadi penanggung jawab utama pandemi corona. Namun, jika merujuk pernyataan Presiden, kerja Menkes masih standar dan biasa-biasa saja. Tak ada yang bisa dibanggakan.

Baca juga : Koalisi Rame-rame Carmuk ke Jokowi

"Selama ini Menkes tak terlihat kerjanya. Di awal-awal, muncul dengan komentar kontroversi. Setelah itu, menghilang di depan publik. Baru muncul kemarin setelah ada dua teguran dari presiden," kata Ujang.

Kedua, latar belakang Terawan yang bukan dari partai politik. Karena itu, posisi Terawan sangat bergantung pada kinerjanya. Terawan tak punya backing dari parpol. "Artinya, yang paling dinilai adalah kinerjanya. Kalau kinerjanya memble, ya wassalam," pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.