Dark/Light Mode

Taruna Ikrar Soal Uji Klinis Vaksin Corona

Di China Tahap 1, Di Sini Harusnya 2

Selasa, 14 Juli 2020 06:31 WIB
Taruna Ikrar Soal Uji Klinis Vaksin Corona Di China Tahap 1, Di Sini Harusnya 2

RM.id  Rakyat Merdeka - Ngopi pagi dengan Prof dr Taruna Ikrar, MPharm, MD, PhD, sungguh terasa bernutrisi. Banyak informasi dan data baru tentang penelitian vaksin dan obat-obatan, yang saat ini dipakai di banyak negara untuk menaklukan virus Covid-19.

Keahlian Taruna Ikrar tergolong langka. Dokter yang saat ini bermukim di Amerika itu, selain ahli spesialis jantung dan saraf, juga pakar obat-obatan. Sehingga, ilmunya sangat paripurna untuk membahas tentang Covid-19. Mulai dari penyakitnya, hingga obat dan penelitian vaksinnya.

Menurutnya, berperang melawan virus ini bukanlah perkara mudah. Covid-19 tergolong pandai, karena bisa berpindah-pindah di banyak bagian tubuh, untuk bertahan hidup. Bahkan, seseorang yang di tes swab dengan sampel di hidung atau tenggorokan, hasilnya negatif, tetapi diketahui virus itu ditemukan di sumsum tulang belakang, bahkan di tinja.

Baca juga : Rusia Yakin Ciptakan Vaksin Corona Sebelum Akhir 2020

Karenanya, tak heran kalau sekarang, 13 juta orang di dunia terserang virus ini.

Prof Taruna Ikrar saat ini adalah anggota Tim Peneliti Obat dan Vaksin di ASGCT (The American Society of Gene & Cell Therapy) di California.

Dalam paparannya, dikatakan, 50 persen pasien positif corona diketahui berstatus orang tanpa gejala (OTG). Sebab, saat di dalam tubuh, virus ini tak hanya menyerang gangguan pernapasan. Banyak pasien positif diserang pada sistem saraf dan pencernaan.

Baca juga : Sri Mul Banyak Tapinya

"Sebelumnya tanpa gejala, tiba-tiba langsung drop. Ini yang saya bilang, virus ini pintar berpindah. Itulah kecerdasan virus dengan upaya bertahan," ujar Ikrar.

Orang tanpa gejala bisa sembuh sempurna, asalkan daya tahan tubuhnya kuat. Di kalangan militer misalnya, karena sehat dan rajin olahraga, daya tahan tubuh bagus, sehingga mereka yang terinfeksi terlihat tampak sehat. Tapi harus diingat, 50 persen yang positif tanpa gejala, dalam beberapa hari kemudian bisa muncul gejala.

"Kalau kita lawan, virus akan melemah. Tapi jika daya tahan tubuh sudah mulai menurun, virus semakin menguat dan ganti melawan, alhasil terjadilah gejala," tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.