Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Peringkat ESG Pertamina Naik, Jadi Nomor Satu Dunia
- Pemberdayaan Wanita Dan Kesetaraan Gender Perkuat Aksi Mitigasi Perubahan Iklim
- Setelah 111 Tahun, Klub Legenda Pele Terdegradasi Dari Liga Teratas Brasil
- 5 Strategi Petrokimia Gresik Minimalisir Emisi Karbon 1,2 Juta Ton Setahun
- Cara Gibran Atasi Stunting di Daerah Kumuh: Perbaiki Sanitasi & Bedah Rumah
Taruna Ikrar Soal Uji Klinis Vaksin Corona
Di China Tahap 1, Di Sini Harusnya 2
Selasa, 14 Juli 2020 06:31 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Ngopi pagi dengan Prof dr Taruna Ikrar, MPharm, MD, PhD, sungguh terasa bernutrisi. Banyak informasi dan data baru tentang penelitian vaksin dan obat-obatan, yang saat ini dipakai di banyak negara untuk menaklukan virus Covid-19.
Keahlian Taruna Ikrar tergolong langka. Dokter yang saat ini bermukim di Amerika itu, selain ahli spesialis jantung dan saraf, juga pakar obat-obatan. Sehingga, ilmunya sangat paripurna untuk membahas tentang Covid-19. Mulai dari penyakitnya, hingga obat dan penelitian vaksinnya.
Menurutnya, berperang melawan virus ini bukanlah perkara mudah. Covid-19 tergolong pandai, karena bisa berpindah-pindah di banyak bagian tubuh, untuk bertahan hidup. Bahkan, seseorang yang di tes swab dengan sampel di hidung atau tenggorokan, hasilnya negatif, tetapi diketahui virus itu ditemukan di sumsum tulang belakang, bahkan di tinja.
Baca juga : Rusia Yakin Ciptakan Vaksin Corona Sebelum Akhir 2020
Karenanya, tak heran kalau sekarang, 13 juta orang di dunia terserang virus ini.
Prof Taruna Ikrar saat ini adalah anggota Tim Peneliti Obat dan Vaksin di ASGCT (The American Society of Gene & Cell Therapy) di California.
Dalam paparannya, dikatakan, 50 persen pasien positif corona diketahui berstatus orang tanpa gejala (OTG). Sebab, saat di dalam tubuh, virus ini tak hanya menyerang gangguan pernapasan. Banyak pasien positif diserang pada sistem saraf dan pencernaan.
Baca juga : Sri Mul Banyak Tapinya
"Sebelumnya tanpa gejala, tiba-tiba langsung drop. Ini yang saya bilang, virus ini pintar berpindah. Itulah kecerdasan virus dengan upaya bertahan," ujar Ikrar.
Orang tanpa gejala bisa sembuh sempurna, asalkan daya tahan tubuhnya kuat. Di kalangan militer misalnya, karena sehat dan rajin olahraga, daya tahan tubuh bagus, sehingga mereka yang terinfeksi terlihat tampak sehat. Tapi harus diingat, 50 persen yang positif tanpa gejala, dalam beberapa hari kemudian bisa muncul gejala.
"Kalau kita lawan, virus akan melemah. Tapi jika daya tahan tubuh sudah mulai menurun, virus semakin menguat dan ganti melawan, alhasil terjadilah gejala," tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya