Dark/Light Mode

Taruna Ikrar Soal Uji Klinis Vaksin Corona

Di China Tahap 1, Di Sini Harusnya 2

Selasa, 14 Juli 2020 06:31 WIB
Taruna Ikrar Soal Uji Klinis Vaksin Corona Di China Tahap 1, Di Sini Harusnya 2

 Sebelumnya 
Lantas, bagaimana menaklukkannya? Menurut Ikrar, melawan virus yang sudah tersebar di tengah-tengah tubuh kita memang tidak mudah. Ikrar menyebut sejumlah obat-obatan yang dipakai di banyak negara. Antara lain Remdesivir, Dexamethasone, Chloroquine/ Hydroxycloroquine, Azithromycin, Lopinavir dan ritonavir, Ivermectan, Avigan (Favilavir) dan Tamiflu (Oseltamivir).

Juga ada cara baru melalui penyuntikan plasma darah yaitu convalescent plasma. Dan di Indonesia, Ikrar menyebut perlunya penelitian potensi dari pengobatan herbal, jamu-jamuan.

Cara menaklukkan virus yang paling ampuh adalah dengan vaksin. Meskipun saat ini virus Covid-19 sudah bermutasi menjadi banyak genom, tetap ada bagian dari inti virusnya yang sama, dan bisa diperangi.

Baca juga : Rusia Yakin Ciptakan Vaksin Corona Sebelum Akhir 2020

Tentang penelitian vaksin, Ikrar menyebut sejumlah negara melakukannya baik di Amerika, Eropa maupun China. Yaitu, Moderna (Phase 2), CanSino Biologics (Phase 1), The University of Oxford (Phase 2/3), Invio Pharmaceuticals (Phase 1), Pfizer BionTech (Phase 1/2), Beijing Institute of Biological Product: China National Phamraceutical Group Sinopharm (Phase 1/2) dan Sinovac (Phase 1).

Indonesia, kata dia, punya peluang untuk membuat vaksin sendiri. Kerja sama antara Bio Farma dengan China di uji klinis tahap satu mengharuskan Indonesia maneruskan ke tahap dua. Apalagi kerja sama ini sudah terdaftar di WHO.

"Jadi, jangan jalan di tempat. Maksudnya, di China uji klinis tahap satu, kemudian di Indonesia pun tahap satu, itu tidak bagus. Harus ditingkatkan, minimal tahap dua atau tiga. Sehingga, bisa cepat digunakan," sarannya.

Baca juga : Sri Mul Banyak Tapinya

Dia menjelaskan uji klinis tahap satu, dua, dan tiga. Kalau uji klinis tahap satu itu umumnya untuk melihat tingkat keamanan dari vaksin tersebut. Sementara uji klinis tahap dua itu sudah fokus pada keefektifan meski masih perlu diuji.

"Sedangkan tahap 3 itu multi center dengan jumlah sampel yang besar, dan kita melakukan apa yang disebut dengan randomized line," sebutnya.

Sebelumnya, Ikrar pernah berkomunikasi dengan tim dari Kementerian Kesehatan. Saat itu, lanjutnya, tim Kemenkes mengatakan jika masuk uji klinis tahap dua atau tiga mungkin butuh waktu sekitar lima bulan untuk menemukan hasilnya.

Baca juga : Menperin Akan Lobi AS-Jepang

"Jadi, awal tahun depan atau paling lambat pertengahan tahun depan diketahui hasilnya. Lebih bagus seperti ini. Karena kalau nanti sudah disetujui maka Bio Farma punya hak untuk memperbanyak," imbuhnya.

Obrolan yang “bergizi” dengan Prof Ikrar sungguh membuat waktu tak terasa berlalu. Ngopi pagi yang dipandu wartawan senior Kiki Iswara itu biasanya berlangsung 30 menit, diakhiri di satu jam, dua menit. Ikut dalam obrolan itu, wartawan senior Rakyat Merdeka lainnya, Ratna Susilowati dan Budi Rahman Hakim. [UMM]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.