Dark/Light Mode

Imbas Pandemi Covid-19

Darmin Ungkap Ada Bank Sakit Parah Masih Dibiarkan Hidup

Jumat, 17 Juli 2020 08:34 WIB
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. (Foto : Jawapos)
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. (Foto : Jawapos)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis akibat corona (Covid-19) memberikan dampak yang mengerikan bagi industri keuangan khususnya perbankan. Beberapa bank sudah dalam kondisi bermasalah alias sakit.

Mempertahankan bank dalam kondisi sakit parah ibarat menyuruh orang berdiri tapi tenggelam sebibir. Pernyataan itu disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian periode 2015-2019, Darmin Nasution dalam acara Webinar dan Apresiasi 20 Pilar Financial Indonesia Award 2020, via online, semalam.

Darmin mengatakan, kondisi ini perlu menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mempertahankan bank sakit itu seperti membiarkan orang berdiri tapi tenggelam sebibir. Tinggal goyang sedikit kelelap dia," selorohnya.

Dia tidak menyebut nama bank yang sakit, namun ditegaskan bahwa pemegang otoritas perlu menyikapi dengan tepat kondisi perbankan yang sakit.

Baca juga : Tunda Pembukaan Bioskop Sampai Corona Melandai

Dia melihat saat ini ada beberapa bank yang sakit. Permasalahan yang dihadapi sudah sejak lama. Akibat pandemi kondisi bank tersebut jadi makin parah.

"Ada beberapa bank yang bermasalah. Masa bank sakit parah dibiarkan hidup," cetusnya.

Kondisi pembiaran permasalahan bank sakit ini, lanjut Darmin, bukan karena lemahnya Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Tetapi ini murni karena sistem pelaksanaannya.

"Jadi ini adalah sesuatu yang beresiko membiarkan bank tetap hidup padahal dia sakit," kata dia.

Baca juga : Awasi Dana Penanganan Covid-19, KPK Bentuk 15 Satgas Pencegahan dan 8 Satgas Penindakan

Darmin melihat indikator penentu bank sakit saat ini terlalu sederhana. Selama ini bank sakit hanya ditentukan oleh Non Performing Loan (NPL), pertumbuhan kredit, dan semacamnya.

"Kalau itu indikator iya oke saja memang kelihatan aman masih positif. Tapi persoalannya itu indikator agregatif," tegasnya.

Indikator tersebut tidak menggambarkan kondisi beberapa bank yang sebenarnya lagi bermasalah. Dia juga mengingatkan agar dalam situasi seperti sekarang para stakeholder jasa keuangan bisa kompak.

"Perlu berkolaborasi dalam pemulihan ekonomi Indonesia untuk saat ini hingga usai pandemi Covid-19," sarannya.

Baca juga : PLN Genjot Pembangunan Jaringan Transmisi Bawah Tanah Di Makassar

Founder & CEO Iconomics Bram S Putro mengatakan problem saat ini butuh penanganan khusus. Serupa dengan Darmin dia juga mendukung langkah kerja sama semua pihak dalam menghadapi tekanan pandemi.

"Ini masalah yang harus diselesaikan secara bergotong royong. Pemerintah dengan pihak swasta harus saling memperkuat. Acara ini harapannya bisa memberi energi positif," tegas Bram S Putro.

Selain acara webinar, dalam kesempatan ini Iconomics menggelar acara yang mengapresiasi perusahaan jasa keuangan. Apresiasi 20 Pilar Finansial Indonesia Award 2020 ini dilakukan secara virtual untuk mencegah penularan virus corona. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.