Dark/Light Mode

Bicara Republik Mafia Indonesia

Amien Bikin Panas, Istana Masih Adem

Rabu, 19 Agustus 2020 05:52 WIB
Amien Rais (Foto: Instagram/amienraisofficial)
Amien Rais (Foto: Instagram/amienraisofficial)

 Sebelumnya 
Salah seorang tokoh reformasi itu lalu memberikan beberapa contoh kerja mafia yang ikut melibatkan sejumlah oknum elit di kepolisian hingga TNI. "Bahkan beberapa gubernur, beberapa menteri dan sampai presiden pun dapat diintervensi oleh para mafia itu," sentilnya. Dengan merujuk pada pernyataan ekonom Salamudin Daeng, Amien juga tidak ragu mengatakan bahwa para mafia, taipan, dan cukong yang meletakkan proyek pembangunan di atas meja Presiden Jokowi.  

Dia juga menyorot tax amnesty. Program pengampunan pajak yang dijalankan di periode pertama Presiden Jokowi itu menurutnya dirancang para mafia, taipan, dan cukong. "Agar dapat membawa pulang uang haramnya ke Indonesia dengan bebas," tuding Amien. "Tentu karena sudah menyelesaikan aturan pengampunan pajak abal-abal itu seenak sendiri. Uang mereka jadi bersih," imbuhnya.

Baca juga : Jokowi Ajak 267 Juta Rakyat Indonesia Ikuti Peringatan HUT RI

Amien juga mengkritik parlemen dan partai politik. Sebagian besar wakil rakyat di DPR, sebutnya ikut bersekongkol dengan mafia, taipan dan cukong yang ia sebut bandit MTC itu. Bahkan, partai politik juga bisa dibeli dengan uang tidak lebih dari Rp1 triliun per-partai. "Cukup dengan 3 atau 4 partai dengan suara tertinggi jadi modal politik, kira-kira hanya Rp 5-6 triliun. Dengan modal secuil itu, mereka sudah bisa menguasai Indonesia," terangnya.

Amien mencontohkan keterlibatan beberapa oknum petinggi Polri yang memungkinkan buronan Djoko Tjandra keluar masuk Indonesia. Ia juga menyindir langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilai gegabah menerbitkan IMB di pulau reklamasi. 

Baca juga : Angkasa Pura I Berusaha Konsisten Jaga Pelayanan Berstandar Internasional

Namun, pihak Istana seperti tidak memedulikan kritikan Amien ini. Beberapa orang Istana yang dihubungi, mulai dari Jubir Presiden Fadjroel Rachman, sejumlah Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), sampai Staf Khusus Presiden, tidak ada yang mau merespons.

Pengamat komunikasi Anthony Leong menyatakan, Istana memang tidak perlu reaktif terhadap kritik. "Kritik yang disampaikan oleh sejumlah tokoh ini harus dijadikan refleksi," katanya, tadi malam.

Baca juga : Saraswati Dukung Inovasi Milenial Hadapi Pandemi

Menurutnya, kritik dan masukan dari civil society justru positif untuk mendorong pemerintah lebih menunjukkan kinerjanya. "Kami sarankan tidak perlu direspons secara negatif," sambung Anthony. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.