Dark/Light Mode

Khawatir RI Jadi Pusat Epicentrum Corona Dunia

Para Dokter Dilanda H2C

Sabtu, 19 September 2020 07:16 WIB
Para dokter merawat pasien Corona. (Foto: Antara)
Para dokter merawat pasien Corona. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar sedih dengan jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia. Menurutnya, jumlah kematian tersebut merupakan yang tertinggi di Asia. Karena itu, dia mewanti­-wanti masyarakat agar disiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Kata dia, kasus penularan yang tak terkontrol akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan. Hal itu ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid dan sulitnya mencari tempat perawatan.

Baca juga : 2 Pegawai Positif Corona, Kejari Jakpus Tutup Tiga Hari

Ketua Satgas IDI, Prof Zubairi Djoerban mengatakan, tingginya penam­bahan kasus positif dikarenakan masih rendahnya jumlah tes yang dilakukan. Menurut dia, tes masif hanya dilakukan di DKI Jakarta. Sementara provinsi lain masih jauh dari standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia alias WHO.

“Seharusnya tidak ada alasan beda. Pemerintah bilang dananya banyak,” ujarnya. Merujuk data Worldmeters, Indonesia menempati posisi 162 dari 215 negara dalam jumlah rata­-rata tes Corona.

Baca juga : Gelora Mulai Panaskan Mesin Partai Jelang Pilkada 2020

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan, untuk menahan laju penularan Corona, sebaiknya pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) nasional. “Biar lebih efektif,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.