Dark/Light Mode

Sumur Resapan Bijak Berplastik Bisa Atasi Banjir Sekaligus Kurangi Limbah Plastik

Minggu, 25 Oktober 2020 07:03 WIB
Pembuatan sumur resapan (Foto: Istimewa)
Pembuatan sumur resapan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inovasi baru solusi daur ulang plastik non-ekonomis dilakukan Danone-AQUA yang berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Plustik (PT Oriplast). Inovasi ini juga sekaligus mendukung upaya konservasi air. Yaitu berupa pembuatan “Sumur Resapan Bijak Berplastik” sistem bongkar pasang (knock down).

Sumur resapan itu dapat mengembalikan cadangan air tanah dan mencegah air melaju kencang ke dataran rendah yang berpotensi menjadi banjir. Sumur Resapan Bijak Berplastik terbuat dari plastik non ekonomis, atau jenis plastik dengan nilai ekonomi rendah (low value) seperti kresek hitam, plastik kemasan berlapis banyak (multilayer), popok, dan lembar kertas aluminium (alumunium foil).

Baca juga : Kini Perempuan Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata

Vice President General Sceretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan, sumur resapan Bijak Berplastik ini ditargetkan mampu meresapkan air sebanyak 16 m kubik per hari hujan. Konstruksinya ditargetkan mampu menyerap 150 kilogram sampah plastik non-ekonomis. 

"Bentuk knock down merupakan perbaikan dari sumur resapan konvensional. Supaya mampu meresapkan air lebih banyak dengan konstruksi yang lebih kuat dan tahan lama. Serta membuat proses pembuatan dan pemasangannya menjadi lebih praktis sehingga memudahkan proses mobilisasi,” kata Vera Galuh Sugijanto, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (25/10).

Baca juga : Kasian, Rakyat Mulai Kurangi Porsi Makan

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, telah terjadi 748 kali banjir di Indonesia sejak Januari hingga September 2020. Di sisi lain, Indonesia juga sering mengalami kekeringan di musim kemarau, yang salah satunya diakibatkan kurangnya infiltrasi air ke dalam tanah. 

Untuk itu, dibutuhkan pembangunan sumur resapan baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir, yang dapat menampung debit air di saat musim hujan dan meresapkannya kembali sebagai cadangan air tanah. 

Baca juga : RUU Cipta Kerja Diharapkan Bisa Atasi Tumpang Tindih Regulasi

Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut adalah belum terkelolanya sampah dengan baik, salah satunya adalah plastik non-ekonomis. Saat ini, plastik non-ekonomis masih menjadi tantangan bagi pengelolaan sampah di Indonesia. Sebab, belum memiliki banyak jalur daur ulang sehingga dibiarkan menumpuk, tidak terkelola dengan baik, dan mengakibatkan pencemaran di lingkungan serta menjadi salah satu penyebab banjir.

Proses pembuatan sumur resapan ini juga sudah dikembangkan sedemikian rupa dan telah diuji secara fisik, mikroplastik, maupun material, melalui laboratorium tersertifikasi untuk memastikan bahwa seluruh bahan yang digunakan tidak memberikan dampak kepada lingkungan ataupun air yang diresapkan. “Untuk itu, inovasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan solusi dan menjawab beberapa tantangan sekaligus yaitu isu pengelolaan plastik non ekonomis dan upaya menampung cadangan air tanah serta mengurangi resiko banjir," tambah Vera. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.