Dark/Light Mode

Hajar Si Macron

Tepuk Tangan Untuk Menag

Jumat, 30 Oktober 2020 06:07 WIB
Menteri Agama, Fachrul Razi
Menteri Agama, Fachrul Razi

 Sebelumnya 
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, sikap Macron yang dinilai menyudutkan Islam dan membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW, tak bisa dibenarkan.

AHY mengatakan, kebebasan dalam demokrasi harus didasari pada toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman, termasuk dalam konteks agama.

“Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan,” kata AHY di akun twitternya, @AgusYudhoyono, kemarin.

Anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP, Mayjen TNI (Purn) Tb Hasanuddin setuju dengan sikap tegas pemerintah ke Macron.

Baca juga : Barikade 98 Siap Pasang Badan Untuk Pemerintahan Jokowi

“Tindakan pemerintah sudah tepat. Jangan gunakan kebebasan berpendapat untuk menghina agama lain,” tegas Hasanuddin, lewat pesan singkat, kemarin.

Menurutnya, penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk penghinaan. Tindakan itu dapat mengancam perdamaian dunia.

“Peringatan dari pemerintah ini perlu diperhatikan, bukan saja oleh masyarakat Prancis tapi juga oleh masyarakat internasional,” tegasnya.

Sementara Fraksi PKS mengirim langsung surat protes untuk Macron melalui Dubes Chambard.

Baca juga : Ciptakan Inovasi Kurikulum Pendidikan Dong

Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini mengatakan, kalau didiamkan, pernyataan Presiden Prancis itu bisa mengganggu kedamaian dunia karena mencerminkan ekspresi kebebasan yang tidak bertanggung jawab.

“Perdamaian dunia tidak bisa diraih jika orang bebas menghina, mengolokolok keyakinan lain, apalagi terhadap figur yang sakral bagi umat beragama,” tegasnya, kemarin.

Bagaimana tanggapan warganet? Mereka mendukung Menag yang berani mengecam Macron. “Seranggggggggggg.....Serbuuuuuuuuu. Jangan pencitraan semata....hhmmm,” cuit @DonnyW73862944.

“Hajar Macron, pak Menag, nanti kita kasih tepuk tangan,” ujar @rifqibagus. Sementara @maximilan_angel meminta, pemerintah Indonesia bersikap lebih konkret dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis.

Baca juga : Standarisasi Pasar Tani Dukung Petani Naik Kelas

“Tidak suka kepada Perancis, berani tidak memutuskan hubungan DIPLOMATIK, TERMASUK MEMUTUS SEGALA URUSAN PERDAGANGAN DLL.. Kalau tidak ya N.A.T.O NO ACTION TALK ONLY Itulah Indonesia yang sebenarnya,” tantang dia. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.