Dark/Light Mode

Buntut UU Ciptaker Masih Salah Ketik

Menggoyang Pratikno Seperti Menggoyang Gunung Merapi

Senin, 9 November 2020 06:55 WIB
Mensesneg Pratikno (kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi memberi keterangan ke media. (Foto: Istimewa)
Mensesneg Pratikno (kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi memberi keterangan ke media. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peristiwa salah ketik dalam Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) masih digoreng-goreng. Sampai-sampai ada yang mencoba menggoyang-goyang posisi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno. Namun, melihat kedekatan Pratikno dengan Presiden Jokowi, upaya menggoyang tersebut sepertinya sangat berat. Menggoyang Pratikno sama susahnya dengan menggoyang gunung merapi.

Salah satu pihak yang menggoyang Pratikno adalah Relawan Jokowi Mania (Jo-Man). Mereka meminta Jokowi me-reshuffle 10 menteri. Salah satunya, Pratikno. Penyebabnya, Pratikno dianggap bertanggung jawab atas adanya salah ketik dalam UU Ciptaker.

Menurut Ketua Umum Jo-Man, Emmanuel Ebenezer, kesalahan ketik di UU Ciptaker bukan seperti kesalahan ketik di kertas belanja. Ataupun hal lain yang mudah diklarifikasi. Kesalahan itu fatal, karena merupakan dokumen negara yang ditandatangani langsung Presiden. "Kami sangat mengecam keras ini," ucapnya, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (6/11).

Baca juga : Soal UU Citaker Salah Ketik, Kader PDIP Minta Setneg Berbenah

Apa usaha Jo-Man ini bisa terwujud? Rasanya agak sulit. Jokowi dan Pratikno sudah dekat sejak lama. Jauh sebelum ada Jo-Man atau kelompok relawan lain. Keduanya sama-sama dibesarkan Universitas Gadjah Mada (UGM). Keduanya juga sama-sama masuk anggota Keluarga Universitas UGM (KAGAMA). Saat Jokowi masih digadang-gadang sebagai capres di Pilpres 2014, almamater UGM berbangga. Termasuk Pratikno, yang kala itu masih menjabat Rektor UGM.

Dia membawa gerbong UGM untuk memberi dukungan. Memang bukan mahasiswanya, tapi alumni yang tergabung dalam KAGAMA. Peran Pratikno makin terlihat. Dia membantu memuluskan langkah Jokowi menjadi RI-1. Bantuannya bukan kaleng-kaleng, Pratikno memfasilitasi pertemuan Jokowi dengan puluhan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta.

Setelah Jokowi terpilih, UGM memberikan penjabaran tentang Trisakti kepada Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla. Pratikno sebagai rektor pun ikut mendampingi. Dia memberikan buku Putih 'Sapta Adicita' kepada Jokowi-JK. Isi bukunya tentang tujuh skala prioritas pembangunan nasional yang disusun 74 peneliti UGM. 

Baca juga : Pratikno Disentil Jimly

Pratikno begitu dipercaya Jokowi. Pratikno bisa dibilang yang paling awal membantu Jokowi menyusun pemerintahan. Dia tergabung dalam Tim Tiga yang ditugaskan menggodok 34 nama kementerian. Di saat nama-nama menteri lain masih simpang siur, Pratikno sudah sibuk bekerja di lingkungan Istana. 

Faktor lain yang membuat Jokowi kepincut Pratikno adalah kesederhanaan. Sifat ini hampir mirip dengan Jokowi. Sama-sama dari desa, merintis karier dari nol. Tapi, Pratikno punya kompetensi di atas rata-rata. Wajar, jika Pratikno kembali masuk kabinet untuk periode ke-2.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurniasyah, menyatakan. relasi Jokowi-Pratikno cukup kuat. Selain soal primordialisme UGM, juga soal dukungan Pratikno pada proses pemenangan. "Itu tidak mengherankan jika Pak Pratik berada di posisi yang sangat dekat Jokowi, yaitu Sesneg," ujarnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, semalam.

Baca juga : PKS Nemuin Hal Aneh, Pak Pratik, Ayo Terangkanlah

Pendapat sama diungkapkan pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing. Dia menyatakan, menteri yang paling dekat dan sangat dipercaya Jokowi saat ini adalah Pratikno. Buktinya, kalau ada masalah berat, Jokowi pasti menugaskan Pratikno. Seperti saat meminta untuk “menaklukkan” Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah soal UU Ciptaker. Pratikno mengutus langsung Pratikno untuk mengantarkan naskah UU itu kepada tiga ormas tersebut. “Kondisi inilah yang membuat sulit untuk menggoyang Pratikno,” ujarnya.

Meski demikian, kedekatan itu bukan berarti menihilkan kekeliruan yang pernah dilakukan Pratikno. “Jika kinerja Pratikno kurang bagus, perlu dievaluasi,” ucapnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.