Dark/Light Mode

Nongol Lagi

Gatot Main Aman

Jumat, 27 November 2020 06:58 WIB
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo (Foto: Istimewa)
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lama tak muncul ke publik, mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, nongol lagi, kemarin. Namun, ada yang beda dari gaya bicara Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu. Dia terkesan lebih memilih main aman. Tidak ada lagi kritik keras dan pedas ke pemerintah.

Gatot muncul dalam konferensi pers KAMI, yang digelar secara virtual. Gatot bicara soal pencopotan spanduk dan baliho petinggi Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, yang dilakukan prajurit TNI atas perintah Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Dudung Abdurachman, beberapa hari lalu. Gatot juga bicara soal Bintang Mahaputera yang diberikan Presiden Jokowi.

Baca juga : Revolusi Hijau Dan Akhlak

Terkait penurunan baliho Rizieq, Gatot tidak menyalahkan Dudung, juga tidak membenarkannya. Menurut Gatot, tindakan Dudung tidak bisa disalahkan selama ada perintah dari atasan, baik dari Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, atau Presiden Jokowi. 

"Kita lihat saja, kalau itu perintah Panglima TNI atau Presiden, tidak bisa disalahkan Pangdam. Kecuali tidak ada perintah. Kita tunggu saja, ada teguran atau tidak," ulasnya.

Baca juga : Hobi Main Tanaman Hias

Soal boleh tidaknya Pangdam Jaya menurunkan baliho, kata Gatot, bisa. Asalkan, ada permintaan dari Kepolisian maupun Pemerintah Daerah. Hanya saja, dalam menurunkan baliho itu, TNI tidak boleh menggunakan senjata. Sebab, kondisinya bukan darurat militer. 

Soal ketidakhadirannya dalam penyematan Bintang Mahaputera, di Istana Negara, Rabu (11/11), Gatot mengaku telah bersurat ke Presiden bersedia menerima bintang tersebut, namun tidak bisa hadir dalam penyematannya. Gatot menganggap, Bintang Mahaputera merupakan penghargaan negara kepada dirinya sebagai mantan Panglima TNI. Namun, penghargaan itu sebenarnya milik prajurit TNI. Baik yang aktif maupun purnawirawan.

Baca juga : MotoGP, Selangkah Lagi Joan Mir Juara

Karena itu, kata Gatot, tidak mungkin dirinya menolak Bintang Mahaputera. Jika menolak, sama saja tidak mengakui rakyat Indonesia. Dalam surat yang dikirimkan ke Presiden itu  Gatot mengucapkan terima kasih. 

"Saya terima dengan ucapan syukur alhamdulillah dan terima kasih. Namun, mohon maaf saya tidak bisa hadir dalam penyematan,” pungkasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.