Dark/Light Mode

Aksi Sinergi Anak Negeri, Pemuda Papua Ingin Jadi Presiden

Senin, 30 November 2020 23:13 WIB
Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Agoes Soerjanto bersama sejumlah perwakilan pemuda saat aksi Sinergi Anak Negeri Se-Malang Raya, Senin (30/11). (Foto: Ist)
Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Agoes Soerjanto bersama sejumlah perwakilan pemuda saat aksi Sinergi Anak Negeri Se-Malang Raya, Senin (30/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Suara dari anak muda Papua menggelegar di antara massa aksi Sinergi Anak Negeri Se-Malang Raya, Senin (30/11). Aksi ini digelar sebagai komitmen menangkal gerakan radikalisme dan separatisme yang mengancam persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berbagai aksi teatrikal pun disajikan. Salah satunya perwakilan mahasiswa asal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Musa Nehemia Kurube, yang membacakan pernyataan kebangsaan berjudul Papua Anak Kandung Ibu Pertiwi.

Baca juga : Bicara Pandemi Sampai Reshuffle, Perempuan Garda Nusantara Tuntut 3 Hal Ke Presiden

Dalam salah satu bait dia bertanya, bolehkah kami menjadi Presiden Indonesia? Sontak bait pernyataan mahasiswa Papua itu mendapatkan perhatian dari beberapa elemen anak bangsa dari berbagai prganisasi kepemudaan dan mahasiswa. Seperti Kelompok Cipayung, Bantuan Ansor Serba Guna (Banser), GP Ansor, Pemuda Pancasila, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra dan Putri TNI/Polri (GM FKPPI), Aremania, dan Duta Pancasila. Tepuk tangan bergema. Berbagai organisasi ini pun mendukung keinginan saudara-saudara mereka di Papua.

Musa datang ke acara tersebut atas inisiatifnya sendiri bersama beberapa rekannya. Kebetulan, mereka aktif dalam aksi kemanusiaan peduli penanganan Covid dalam wadah Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC). Musa saat ini tengah menempuh studi di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang.

Baca juga : Jaga Persatuan, Pemuda Pancasila Dorong Rekonsiliasi Nasional

Ketua Pengurus Daerah (PD) XIII GM FKPPI Jatim, Agoes Soerjanto, terusik dengan pernyataan mahasiswa Papua. Ia mendukung keinginan anak-anak muda Papua agar bisa berkarya, bekerja dan berprestasi tidak hanya untuk di daerah asalnya di Papua. Kata Agoes, mereka juga punya hak untuk bisa mendapatkan akses pekerjaan di mana saja.

"Kita mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah membuka tangan untuk menerima tenaga-tenaga terampil adik-adik kita dari Papua. Bisa dijadikan tenaga pengajar, guru, atau PNS. Atau bisa diberi akses bekerja di sektor swasta. Tidak harus mereka kembali ke Papua, tapi bekerja di manapun di bumi NKRI," ungkapnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.