Dark/Light Mode

Jangan Anggap Remeh Virus Corona

Pasien Sembuh Masih Diintai Gejala Long Covid

Jumat, 4 Desember 2020 06:41 WIB
Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Agus Dwi Susanto (Twitter)
Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Agus Dwi Susanto (Twitter)

RMco.id Rakyat Merdeka - Pasien Covid-19 yang telah menjalani masa perawatan dan dinyatakan negatif, belum tentu langsung sehat 100 persen. Dampak virus itu masih bisa menimbulkan penyakit berkepanjangan atau disebut long Covid.

HAL itu diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto. Menurutnya, long Covid merupakan gejala yang biasanya muncul pada eks penderita Covid-19 yang telah dinyatakan negatif.

Dia bilang, long Covid ini bukan karena virus yang tersisa, tetapi sering disebut gejala sisa yang muncul usai dinyatakan sembuh.

“Ini terjadi akibat proses ketika sakit menimbulkan kelainan yang menetap secara anatomik, yang akhirnya mempengaruhi secara fungsional,” jelas Agus di acara diskusi yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditayangkan secara virtual, kemarin.

Menurutnya, gejala long Covid itu bisa muncul selama beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan setelah sembuh dari Covid-19.

Meski begitu, Agus memastikan penyebab long Covid bukan Virus Corona yang masih tersisa di dalam darah penyintas.

Agus mengatakan, kondisi ini terjadi karena adanya proses ketika sakit yang menimbulkan kelainan menetap. Pada akhirnya, kelainan itu mempengaruhi fungsi organ tubuh.

“Contohnya, saya sering menemukan pada paru pasien long Covid ini ada kekakuan pada jaringan parunya yang sifatnya menetap bisa 2-3 bulan. Ini yang menyebabkan oksigen tidak bisa masuk, lalu pasien jadi napasnya berat, sesak. Itu bisa ketahuan dari tes uji fungsi parunya,” ujar dia.

Dalam catatan Agus, para penderita umumnya mengalami chronic fatigue syndrome, yakni gejala kelelahan kronis, kemudian gejala sesak napas, napas berat, termasuk juga gejala berdebar-debar. Ini yang terkait dengan jantung, nyeri sendi hingga nyeri otot.

“Termasuk juga ada gangguan psikologis seperti depresi pasca Covid dan beberapa kriteria yang masuk di dalam long Covid,” kata Agus.

Menurutnya, long Covid dialami oleh setiap orang. Namun penderita ini memiliki risiko berbeda-beda. Sebagai contoh, penderita komorbid seperti sakit jantung atau paru kronis lebih mudah terpapar long Covid.

Meski tidak tertutup kemungkinan eks pasien positif Covid-19 masih muda, bisa terpapar long Covid. “Beberapa laporan bahkan menyebutkan (pasien) yang tidak memiliki penyakit komorbid, bisa muncul long Covid,” pungkas Agus. [QAR]

Baca juga : Menag Doakan Ketua PBNU Said Aqil Sembuh Dari Covid

RM.id  Rakyat Merdeka -

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.