Dark/Light Mode

Delirium Disebut Gejala Baru Covid-19

Waspadalah, Virus Corona Masih Terus Berkembang...

Kamis, 17 Desember 2020 05:21 WIB
Delirium Disebut Gejala Baru Covid-19 Waspadalah, Virus Corona Masih Terus Berkembang...

RM.id  Rakyat Merdeka - Saat ini ada gejala baru Covid-19. Namanya delirium. Gejala ini menyerang psikis seseorang.

Gejala Covid-19 yang selama ini banyak diketahui masyarakat adalah flu, demam atau penyakit yang menyerang kesehatan fisik. Namun, belakangan ini muncul gejala baru yang disebut delirium.

Kecamatanmustikajaya mengunggah meme tentang informasi gejala delirium. Dalam meme itu dijelaskan, gejala ini bermula dari sulit fokus dan mudah teralihkan sampai kebiasaan tidur yang berubah.

“Virus Corona tidak hanya menyerang fisik tetapi mempengaruhi saraf pusat yang menyebabkan delirium,” tulis kecamatanmustikajaya dalam captionnya.

Mengutip EurekAlert, gejala baru tersebut awalnya diungkap oleh peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC), Spanyol. Dikatakan, delirium lebih banyak menyerang kelompok lanjut usia alias lansia. “Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan. Seolah-olah mereka sedang bermimpi,” kata peneliti UOC Javier Correa.

Akademisi dan Praktisi klinis Prof Ari Fahrial Syam menjelaskan, pasien dengan delirium biasanya datang dengan gaduh dan gelisah. Bicara pasien meracau, bingung dan gangguan kesadaran.

Baca juga : Soal Daftar Vaksin Covid-19, Menkes: Masih Bisa Berubah

“Ini perlu menjadi perhatian para dokter yang bekerja di gawat darurat. Begitu pula buat pasien dan anggota keluarga perlu mengenal gejala ini sebagai bagian dari gejala penyakit Covid-19,” katanya.

Delirium pada pasien Covid-19 sebenarnya menunjukkan kondisi sakit pasien yang berat. Ada tiga hal kenapa pasien tersebut mengalami delirium.

Pertama, pasien Covid-19 bisa mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) darah. Sehingga, kata dia, pengiriman oksigen ke organ di dalam tubuh menjadi terganggu.

Otak akan sangat sensitif karena kekurangan oksigen dan menyebabkan pasien mengalami gangguan kesadaran berupa delirium.

Kedua, pasien Covid-19 mengalami delirium berhubungan dengan sindrom badai sitokin yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari infeksi Covid-19. Tubuh akan memproduksi sel-sel radang yang bisa menyebabkan berbagai lanjutan komplikasi. Seperti terjadinya peningkatan kekentalan darah dan peradangan di berbagai organ termasuk otak.

Ketiga, diduga terjadinya gangguan otak, karena kemungkinan virus akan melewati sawar darah otak sehingga menyebabkan kerusakan otak. “Apabila pasien bisa kembali sehat, efek samping jangka panjang sebagai gejala sisa akibat infeksi ini juga dapat terjadi yang kita sebut sebagai long Covid,” tukasnya.

Baca juga : Dilarikan Ke RS Karena Covid-19, Ustad Yusuf Mansur Banjir Doa

Ahli Biologi Molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan, Covid-19 adalah penyakit baru yang masih terus dipelajari hingga kini. Sehingga, wajar jika selalu ada hal baru yang ditemukan.

Menurut Ahmad, Virus Corona memang unik. Soalnya, reseptonya ACE 2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) ada di banyak sel tubuh. Makanya, sekitar 20 persen penderita Covid- 19 memiliki gejala terkait pencernaan, seperti mual dan diare.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Andika Chandra Putra mengatakan, delirium merupakan gejala yang sebenarnya umum terjadi pada penyakit infeksi. Gejala tersebut dapat disembuhkan.

Netizen meminta masyarakat waspada terhadap berbagai macam penyakit, khususnya gejala Covid-19.

Balagad83027241 meminta netizen mewaspadai delirium sebagai gejala baru Covid-19. Kata dia, gejala delirum ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran yang terpapar Virus Corona.

Menurut Sguantengs_pol, kewaspadaan terhadap delirium dapat menyelamatkan nyawa. Jika orang di sekitar kita mengalami gangguan kesadaran, konsentrasi, orientasi, disertai perubahan perilaku dan riwayat adanya kecelakaan, batuk pilek demam dan lain-lain, segeralah bawa ke dokter. “Harap waspada,” ujar Sguantengs_pol, mengingatkan.

Baca juga : Hindari Virus Corona Dan Cuaca Ekstrem

Senada, MichBeatrice meminta kewaspadaan sebagai hal utama dalam menangani Covid-19. “Virus Corona merupakan penyakit baru yang berpotensi bisa terus berkembang,” katanya. “Biasanya, gejala delirium ditemukan pada pasien lansia. Tapi tidak menutup kemungkinan pasien muda juga mengalami gejala sama,” ujar ProfesorZubairi.

“Delirium pada dasarnya berkaitan dengan kesehatan mental,” kata Izzxtid.

“Delirium ini adalah gejala awal yang ditemukan mayoritas pada pasien lansia. Bahkan, (pasien) yang tidak punya gejala batuk dan pilek,” ungkap Idearik. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.