Dark/Light Mode

Bio Farma Pastikan Sesuai Standar WHO

Kualitas Vaksin Gratis Bukan Kaleng-kaleng

Kamis, 4 Maret 2021 05:44 WIB
Juru Bicara PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto. (Foto : Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Juru Bicara PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto. (Foto : Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

 Sebelumnya 
Ia berharap, hingga akhir tahun ini vaksinasi, termasuk yang Gotong Royong, dapat dilakukan terhadap 182 juta penduduk. Dengan demikian, kekebalan kelompok atau herd immunity bisa tercapai.

“Meskipun vaksinasi sudah dilakukan, kita tetap harus me­negakkan protokol kesehatan. Kalau tidak, target kekebalan kelompok tidak akan tercapai,” ujar Airlangga.

Sebelumnya, Staf Khusus Men­teri BUMN Arya Sinulingga turut mengomentari soal vaksinasi Go­tong Royong. Menurutnya, yang patut digarisbawahi dalam hal vaksinasi Gotong Royong, adalah adanya upaya dari berbagai pihak untuk saling bahu-membahu, membantu, dan mendorong ter­bangunnya kekebalan kelompok.

Baca juga : Pakai Sendal Jepit, Risma Beri Bantuan Ke Pengungsi Banjir

“Jadi, ini yang namanya Gotong Royong, langkah-langkah yang biasa dilakukan bangsa kita, jika mengalami bencana. Bencana pan­demi adalah bagian dari itu,” terang Arya, di Jakarta, Jumat (26/2).

Sehingga pemerintah akan membuka ruang bagi semua stakeholder atau kelompok masyarakat yang ingin memban­tu pemerintah dalam menangani masalah pandemi ini. Namun, imbuh Arya, tetap disertai aturan-aturan untuk mengakomodir ini­siatif perusahaan dalam memberikan vaksin bagi karyawannya. Dengan begitu, antara program pemerintah dengan vaksinasi mandiri tetap berjalan beriringan dan sesuai jadwal.

“Aturan-aturan detailnya (pengadaan vaksin Gotong Royong) dipastikan tidak akan bentrok dengan vaksinasi program pe­merintah, juga tidak mengubah mana yang jadi prioritas pemerintah,” terangnya.

Baca juga : BUMN Kerahkan Jaringan Atasi Kelangkaan Pangan

Arya mengapresiasi langkah para pengusaha, yang berinisiatif mengadakan vaksin mandiri, demi memutus rantai penyebaran Covid-19 di kalangan peker­janya. Sebab, semakin cepat herd immunity terbangun, tentu akan semakin baik suatu negara keluar dari situasi pandemi ini.

“Oleh karena itu, usulan yang dapat mengakselerasi program vaksinasi, tanpa menambah beban anggaran negara, itu patut disambut baik,” tuturnya.

Dalam kesempatan sama, Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan, jenis vaksin Go­tong Royong tidak akan meng­gunakan merek Sinovac, Astra­Zeneca, Novavax dan Pfizer.

Baca juga : Bamsoet Ajak Pemuda Tingkatkan Kompetensi Dan Kualitas Sebagai Sumber Daya Pembangunan

“Dengan begini kami bisa memastikan tidak ada kebocoran (jumlah) vaksin tersebut digunakan untuk vaksin Gotong Royong,” katanya.

Ia memastikan, pendataan jumlah peserta vaksinasi Gotong Royong dilakukan dengan sistem informasi satu data, berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sehingga, kesamaan data peserta antara vaksinasi Gotong Royong dan vaksinasi oleh pe­merintah dapat dihindari.

“Ini pasti tidak akan double karena nomor NIK-nya ada satu. Perusahaan juga harus mendaf­tarkan karyawannya ke Kemen­kes,” pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.