Dark/Light Mode

Sebagai Penasihat Menteri KKP, Effendi Gazali Jelaskan Kualifikasinya

Kamis, 4 Maret 2021 12:29 WIB
Prof Drs Effendi Gazali, MSi, MPS.ID, PhD [Foto: Ist]
Prof Drs Effendi Gazali, MSi, MPS.ID, PhD [Foto: Ist]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Komunikasi Politik, Prof Effendi Gazali menjelaskan kemampuan dan tanggung jawabnya selaku Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan.

"Tetap salam hormat, dan semoga Bapak Hakim yang mulia bisa memahami di setiap bidang ada proses komunikasinya," kata Effendi, dalam pernyataan tertulisnya.

Sebelumnya dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Rabu (3/3), Ketua Majelis Hakim, Albertus Usada menanyakan soal peran Effendi Gazali sebagai penasihat Menteri KKP kepada mantan Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar. Karena latar belakang Effendi adalah pakar Sosial Politik Komunikasi dan bukan Perikanan.

Baca juga : Menteri Teten Ajak Entitas Pendidikan Ciptakan Entrepreneur Muda

Zulficar menyebut, penasihat Menteri KKP juga terlibat dalam sejumlah rapat daring terkait ekspor Benih Bening Lobster (BBL), berdasarkan Peraturan Menteri KKP No 12 tahun 2020.

"Zulficar juga seharusnya tahu bagaimana ketika dia masih menjadi Dirjen Tangkap di KKP, dalam puluhan rapat, sepertinya hanya saya yang agak keras, tidak sependapat dengan ekspor benih lobster yang belum memenuhi syarat budidaya yang sesungguhnya. Jadi saya mengomunikasikan fakta," ungkap Effendi.

Menurut Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr Moestopo (Beragama) ini, di Vietnam, budidaya lobster pasir itu satu putaran memakan waktu satu tahun. Sedangkan untuk budi daya lobster mutiara, satu siklus memakan waktu dua tahun.

Baca juga : Menteri KKP Serahkan Bantuan Cold Storage

Effendi menyebutkan, dirinya sejak kecil tinggal di daerah pantai dan tertarik dengan dunia kelautan dan perikanan.

Pada 2010, ia mendukung Herdy Gemawan melakukan budidaya karapu dengan sistem Keramba Jaring Apung, plasma yang mereka ajak bersama antara lain di Kabupaten Malili, Sulawesi Selatan.

Pada 2011, Effendi juga aktif dalam kepengurusan beberapa asosiasi dan budi daya koi. Antara lain sebagai Ketua Panitia Kontes Koi "Pray For Japan" (2011), dan membantu Panitia Asia Young Koi Show 2012.

Baca juga : Banjir Bekasi, Menteri PUPR Siapkan Langkah Ini...

Selanjutnya, dia juga aktif dalam asosiasi ikan sidat, bersama Profesor Martani Huseini, Chalid Muhammad dan Chandra Motik, saat ada pertemuan nelayan nasional.

Kemudian sejak 2019, Effendi mulai tertarik meneliti lobster. Pada Agustus 2019, ia sudah melakukan penelitian pangsa pasar sesungguhnya lobster di China, serta melakukan penelitian semacam batu ozon alam untuk hatchery di Fukuoka Jepang (12-16 November 2019).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.