Dark/Light Mode

Punya Kapal Selam Alugoro-405, Kemampuan TNI AL Harus Ditingkatkan

Senin, 22 Maret 2021 20:39 WIB
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bertambahnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut (AL) berupa Kapal Selam KRI Alugoro-405 menuntut awak kapal selam untuk lebih profesional dalam bertugas. Para awak kapal selam TNI AL harus mendapat pelatihan dan keterampilan mumpuni dalam mengoperasi alutsista tersebut.

“Dengan teknologi tinggi yang terpasang di kapal selam, maka lembaga pendidikan TNI AL juga harus mengantisipasi berbagai variasi taktik dan strategi peperangan kapal selam dan anti-kapal selam di masa mendatang. Sesungguhnya tidak salah juga jika TNI AL memperbanyak scholar warrior (prajurit yang akademisi),” jelas pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati, Senin (22/3)

KRI Alugoro-405 diserahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke TNI AL, di Surabaya, Rabu (17/03). Kapal selam ini merupakan buatan PT PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan.

Baca juga : Pembangunan Kapal Selam Kelar, Prabowo: Bukan Untuk Gagah-gagahan

Nuning, sapaan akrab Susaningtyas menjelaskan, sebelum KRI Alugoro-405, TNI AL sudah punya KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Dua kapal selam tersebut juga hasil kerja sama PT PAL dan DSME Korea untuk batch pertama. 

Saat ini, lanjut mantan anggota Komisi I DPR ini, sedang proses finalisasi batch kedua untuk tiga kapal selam berikutnya. Yakni kapal selam keempat, kelima, dan keenam.

Ketiga kapal selam baru melengkapi dua kapal selam sebelumnya yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. Kelima kapal selam itu merupakan tipe 209 yang dikembangkan Jerman dan banyak dimiliki angkatan laut beberapa negara. “Kapal Selam tersebut sangat cocok beroperasi di laut yang memiliki karakteristik dangkal, dalam, dan salinitas yang tinggi seperti perairan Indonesia,” jelas Nuning.

Baca juga : Dukung Sekolah Dibuka, MPR Ingatkan Protokol Kesehatan Harus Ditegakkan

Persenjataan kapal selam, tambah Nuning, juga dinilai mampu menghadapi teknologi kapal-kapal tempur permukaan dan kapal selam tipe lainnya yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia. Formasi tempur peperangan kapal selam modern memang menuntut kapasitas kapal selam yang mampu beroperasi dalam kurun waktu yang lama baik, secara mandiri maupun secara bersama. “Kemampuan kapal selam tersebut menuntut profesionalitas awak kapal yang harus dipimpin seorang komandan kapal selam yang cerdas,” jelas Nuning.

Nuning melanjutkan, beberapa pakar menilai kapasitas peperangan yang dimiliki TNI AL tersebut sudah saatnya ditingkatkan sesuai era digitalisasi dan unmanned system. Kapal-kapal selam ke depan harus semakin efisien dan banyak memanfaatkan teknologi berbasis artificial intelligence (AI). Kapal selam yang baru juga perlu dilengkapi dengan Underwater Unmanned Vessel (UUV) melengkapi Unmanned Sub-Surface Vehicle (USSV) yang juga banyak digunakan. “Hal itu karena kapal selam juga masuk perangkat surveillance/intelijen,” terangnya.

Nuning lain bicara mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pembuatan kapal selam itu dan alutsista lain. Kata dia, pemenuhan TKDN tentu harus memenuhi syarat kualitas produknya. Industri pertahanan kita juga harus terus meningkatkan kualitas SDM dan produksinya. [UMM/USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.