Dark/Light Mode

Kehidupan Pensiunan Jenderal (2)

Bisnis Gulung Tikar , Terbantu Batubara

Sabtu, 1 Desember 2018 22:54 WIB
Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. (Foto: lampungpro.com/klikkalbar)
Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. (Foto: lampungpro.com/klikkalbar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa hari lalu, capres Prabowo Subianto menyebut kehidupan para jenderal itu mewah-mewah. Benarkah demikian? Untuk mendapatkan fakta kehidupan para jenderal, Rakyat Merdeka ngobrol hangat dengan Jenderal (Purn) Fachrul Razi.

Fachrul Razi merupakan purnawirawan jenderal bintang 4. Mantan Wakil Panglima TNI ini mengakhiri tugasnya pada tahun 2002. Meski begitu, dia tak ‘menganggur”. Banyak kegiatan yang dilakukan. Selain bekerja dengan pihak swasta, Fachrul juga menjadi politisi Partai Hanura. Fachrul bercerita, usai pensiun, dia sempat membebaskan diri dari segala kegiatan selama dua tahun. Hingga akhirnya, membuka usaha bersama rekan-rekannya. Bisnis apakah itu? Dia tidak menjelaskan. Namun, kini bisnisnya itu gulung tikar.

Baca juga : Berguru Fasilitas Publik Pada Saudara Tua

Nasib berkata lain ketika dirinya bergabung dengan PT Toba Sejahtera bersama Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman saat ini. Dia ditunjuk sebagai komisaris utama. Harga batubara saat itu tinggi, sehingga pundi-pundi rupiah ikut mengalir untuknya. Dengan adanya tambahan uang, Fachrul pun menjual rumahnya yang di Condet, Jakarta Timur. Dia membeli tanah di daerah Bambu Apus, Jakarta Timur pada tahun 2011. Tanah tersebut dibelinya di bawah Rp 1 juta per meter. Namun, tanah yang memiliki luas 1.484 meter persegi itu tak langsung didirikan bangunan.

Setelah satu tahun, barulah mulai dibangun rumah. Konsepnya minimalis. Fachrul bilang, yang mengonsep rumah itu adalah sang istri. Di rumah itu, Fachrul tinggal bersama istri dan anak bungsunya. “Kalau kata istri saya, ini ‘rumah bernapas’. Karena setiap tempat, kamar, ruangan ada (ventilasi) udara keluar,” kata Fachrul.  “Kami sudah bersyukur banget. Anak-anak, cucu-cucu bisa kumpul. Saudara-saudara kalau datang dari Aceh juga bisa kumpul. Posisinya persis di belakang masjid, nggak jauh dari jalan tol. Di kampung, tapi enak,” imbuhnya.

Baca juga : Kivlan Zein: Mau Ganti Mobil, Berat Belinya...

Fachrul juga memiliki usaha budidaya udang di Lampung. Tapi, dia enggan mengungkapkan berapa penghasilan per bulannya dari usaha itu. Istrinya pun sekarang masih aktif bekerja sebagai insinyur bangunan. “Dulu dia pernah kerja di Sinarmas dan sekarang kerja sama teman-temannya,” ungkapnya.

Selain rumah dan bisnis, Fachrul juga memiliki kendaraan Toyota Innova. Mobil itu sudah dibawa ke mana-mana. Dia lebih suka memakai Innova ketimbang Fortuner, yang biasa digunakan sang istri. Sedangkan anak bungsunya yang masih kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Jakarta, lebih sering menggunakan transportasi online. Tidak ada mobil khusus untuk mengantarkan si bungsu.

Baca juga : Gap Pendidikan Jawa & Luar Jawa Terlalu Lebar

Di usianya yang memasuki 71 tahun, pria kelahiran Banda Aceh, 26 Juli 1947  ini mengaku lebih sering menghabiskan waktu untuk beribadah, Dia rutin shalat Subuh berjamaah di Masjid Al-Falah, yang berada tak jauh dari kediamannya. Di masjid itu, Fachrul menjabat Ketua Dewan Pembina Masjid. [NNM] 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.