Dark/Light Mode

Ribut Soal Ambang Batas Pencalonan Capres

Prof Mahfud...Andi Arief Memang Begitu Orangnya...

Jumat, 26 April 2019 11:32 WIB
Andi Arief dan Andi Arief. (Foto : Istimewa).
Andi Arief dan Andi Arief. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Mahfud MD dan Andi Arief kembali berseteru. Keduanya bahkan diibaratkan seperti Tom and Jerry. Kedua terus berselisih dan saling menjatuhkan satu sama lain.

Kemarin, yang diributkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Ketua DPP Partai Demokrat Andi Arief adalah soal ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential treshold sebesar 20 persen.

Awalnya, Andi Arief menyinggung Mahfud MD yang dinilai plinplan dalam aturan presidential threshold (PT). Hal itu mengacu pernyataan Mahfud di Kumparan.com tanggal 24 April 2019.

Judul di dalam berita kumparan, Mahfud meminta PT 20 persen ditinjau ulang. Isinya: Peraturan pemilu mengenai presidential threshold sebesar 20 persen sebagai syarat partai politik agar bisa mengusung capres-cawapres, menjadi sorotan bagi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Mahfud menilai syarat 20 persen perlu dikaji ulang.

Baca juga : Livy : Itu Bukan Saya

Gara-gara berita itu, Andi Arief langsung menyindir Mahfud di akun twitternya. “Dulu setuju, sadar belakangan. Pasti lagi tremor ini,” sindir @AndiArief_.

Membaca twit Andi Arief, Mahfud MD pun panas. Dia balik menyerang Andi Arief melalui twitternya @mohmahfudmd.

“Hahaha, ente Dik. 2 tahun lalu, saat RU Pemilu sedang dibahas, saya sudah nulis di KOMPAS dengan terang benderang bahwa saya tak setuju threshold 20 persen. Saya juga nulis itu untuk makalah di Fraksi Golkar. Saya setujunya 3,5 persen (parpol yang sudah punya kursi di DPR). Baca-baca dulu, ya, Dik. Pasti ente yang tremor,” balas Mahfud.

Tak puas, Mahfud kembali menumpahkan kekesalannya kepada Andi. “Heran juga saya pada @AndiArief__. Pendapat saya bahwa threshold Pilpres 20 persen itu tidak rasional sudah dikutip banyak media dan saya tulis sendiri sebagai artikel di harian KOMPAS.

Baca juga : Ada Yang Prihatin, Ada Yang Nyukurin

Dia masih bilang saya dulu setuju theshold 20 persen? Itu di cuitan tadi sudah saya lampirkan buktinya. Siapa yang tremor? Kasihan.”

Seperti biasa, apapun yang diunggah Andi Arief ataupun Mahfud MD selalu banyak tanggapan dari warganet. @Agungcahono3 mengatakan, ucapan Andi Arief sengaja memecah konsentrasi pak prof ini. “Gak usah dilayani sudah pada tau pak,” ujarnya.

@heNdi85 meminta dimaklumi Andi Arief. Kata dia, dalam hati @AndiArief__ sepertinya masih ada dendam. “Sehingga mencari celah untuk menghantam jenengan, tapi bagaimanapun juga jika pondasi berfikirnya bukan hal positif yaa...produknya hal negatif, bahkan jadi senjata makan tuan. Itupun jika beliau punya malu,” katanya.

Lanjut, @BWacono mengatakan, Andi Arief tidak bisa bedakan antara pendapat Prof Mahfud dengan hasil putusan MK. “Mungkin ketika itu lagi sakaw Prof. Putusan MK sepertinya PT itu “Open Legal Policy”, atau apa ya istilahnya Ketentuan Hukum Terbuka/pilihan, di mana penyusun UU yang berhak menentukan, tidak bisa diputuskan oleh MK.”

Baca juga : Sambutan Pada Capres-Cawapres, Begitulah Adanya

@MOCHMADIWAN5 meminta Mahfud MD tidak menanggapi ocehan Andi Arief. “Jangan ditanggapin aja kalau gitu pak.. Biar kan Andi Arief dengan logikanya sendiri,” ujarnya.

Berbeda, @vadillasuhendar menyerang Mahfud. Ia menuding sosok Mahfud sebagai tokoh yang tidak konsisten. “Gimana orang tidak beranggapan negatif, anda aja kalau ngomong gak bisa dipegang, mancla mencle. Lalu apa beda nya anda dengan @ AndiArief_,” tudingnya.

Hal sama diungkapkan @cepretmilenial. Dia juga menuding Mahfud MD sebagai tokoh yang tidak netral. “Orang tetap beranggapan bahwa anda tidak netral. Apapun tweet anda orang tidak percaya.”

Abdullah Adam @AbdullahAdam menyarankan Mahfud MD tidak menyerang Andi Arief. Kata dia, menyerang Andi Arief justru mengesankan diri jadi kurang bijak. “Udah Prof engga usah jadi menyerang. Kurang bijak,” tandasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.