Dark/Light Mode

Varian Baru Sudah Pada Ngumpul, Pandu Riono Sarankan Karantina 1-2 Minggu

Senin, 14 Juni 2021 21:40 WIB
Ahli Epidemiologi UI Pandu Riono (Foto: Istimewa)
Ahli Epidemiologi UI Pandu Riono (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lonjakan kasus Covid di berbagai kota, yang diiringi dengan fakta menyebarnya berbagai varian mutasi seperti varian B117 (alpha) yang pertama kali terdeteksi di Inggris, varian B1351 (beta) yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dan B16172 (delta) yang pertama kali ditemukan di India, tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Terutama, pemerintah.

Dari rekap variant of concern (VoC) di Tanah Air hingga 13 Juni 2021 terhadap 1.989 total sekuens, terlacak 145 sekuens VoC.

Rinciannya 36 varian alpha, 5 varian beta, dan 104 varian delta.

Baca juga : Masih Digodok, Aturan Karantina 14x24 Jam

Sekuens varian delta terbanyak ada di Jakarta (20) dan Jawa Tengah (75).

Merespon hal ini, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono memprediksi, lonjakan kasus dalam periode ini akan lebih tinggi dari lonjakan Januari-Februari lalu.

Lonjakan ini tentu harus diantisipasi, untuk mencegah kolapsnya sistem layanan kesehatan. 

Baca juga : Tak Tunggu Sidang Isbat, Muhammadiyah Sudah Tetapkan Lebaran Kamis, 13 Mei 2021

"Kalau kasusnya masih naik terus, nggak ada puncak. Atau puncaknya belum kelihatan, seperti novel Mochtar Lubis "Jalan Tak Ada Ujung", orang bakal capek. Kok jalannya nggak sampai-sampai, hehe," kelakar Pandu kepada RM.id, Senin (14/6).

Menurutnya, lonjakan kasus yang terjadi saat ini adalah konsekuensi dari ketidakberhasilan kita, untuk meminta masyarakat tidak mudik.

"Seringkali, kebijakan itu tidak terimplementasi dengan baik. Terus terang, kalau saya jadi presiden, bingung juga. Kok anak buah saya kerjanya nggak ada yang bener," cetus Pandu yang juga Ahli Biostatistik.

Baca juga : Panduan Bayar Fidyah Puasa: Cara, Niat, Takaran Dan Penyaluran

Ia mengungkap, pemerintah sempat tidak percaya bakal ada mutasi virus baru. Padahal, kalau diantisipasi sejak awal, varian baru tersebut bisa cepet dilokalisir. Setelah itu, testing lacak, isolasi dimasifkan.

"Masa karantina 1-2 minggu cukup. Yang kita khawatirkan, kalau Kota Kudus tidak dikarantina, dia akan menyebar ke Semarang, Solo bahkan kota-kota sekitarnya di Jawa Tengah dan Jakarta. Nanti, kalau Solo Raya atau Jogja tiba-tiba tinggi, ya tinggal bikin aja karantina," jelas Pandu.

Karantina wilayah, kata Pandu, merupakan bahasa undang-undang. Dibuat pakai naskah akademik. Setiap aturan itu ada dasar keilmuannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.