Dark/Light Mode

Nakes Di Wisma Atlet Kelelahan, Dokter Mulai Dilematis

Oksigen Ada 9, Pasien Ada 20, Mana Yang Harus Didahulukan

Sabtu, 19 Juni 2021 07:57 WIB
Pasien Covid-19 yang menumpuk menunggu ruangan di RSD Wisma Atlet. (Foto: Istimewa)
Pasien Covid-19 yang menumpuk menunggu ruangan di RSD Wisma Atlet. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Melonjaknya kasus Covid-19 berdampak pada fisik dan psikologis tenaga kesehatan atau nakes. Di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, dilaporkan para nakes kelelahan. Sementara di RS lain diberitakan, peralatan kesehatan dan pasien mulai tidak seimbang. Sehingga dokter harus pilah-pilah pasien. Misalnya, oksigen untuk membantu pernapasan tinggal 9, sedangkan pasien ada 20. Dokter pun dilematis, pasien mana yang harus didahulukan. 

Setelah libur Lebaran, memang kasus Covid-19 terus melonjak. Dari “hanya” 4.000-an per hari, kemarin hampir tembus 13.000-an. Lonjakan tajam ini bikin nakes yang menangani pasien Covid-19 keteteran.

Baca juga : Ada Atau Tidak Ada OTT, Ekspor Benih Lobster Harus Dihentikan

Di RSD Wisma Atlet, kemarin, tercatat ada 6.466 pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan. Jumlah ini tak sebanding dengan nakes yang bertugas. Satu dokter harus menangani pasien di empat lantai sekaligus. 

"Kami sudah minta ke Kementerian Kesehatan rekrutmen lagi 150 dokter dan 400 perawat," kata Koordinator Humas RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Letkol TNI Laut M Arifin, kemarin. 

Baca juga : Wisma Atlet Sudah Terima 102 Pasien Covid-19, 71 Dirawat

Lonjakan pasien yang datang ke Wisma Atlet sudah terjadi sejak pekan lalu. Tiap hari, selalu ada bus yang nge-drop pasien. Dari jumlahnya hanya tiga, terus bertambah jadi delapan, lalu bertambah lagi dan bertambah lagi. Sampai, pasien sempat menumpuk di lobby hingga teras pintu masuk.

Ketua Pokja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan waswas dengan kondisi ini. Apalagi, lonjakan pasien terjadi di semua rumah sakit. Ia bercerita, beberapa rumah sakit juga mulai dilematis dalam memberikan oksigen kepada pasien. Sebab, jumlah oksigen tidak seimbang dengan jumlah pasien Covid-19.

Baca juga : Dipastikan Cerai Dari Garuda, Semoga Tak Ada Penumpang Sriwijaya Yang Dirugikan

"Di IGD pun, titik-titik oksigen itu terbatas. Kalau oksigen hanya ada 9, pasien yang ada 20, itu akan jadi dilematis sekali bagi dokter untuk memutuskan yang mana yang akan diberi oksigen," jelas Erlina, dalam konferensi pers secara virtual, kemarin. 

Situasi ini tidak diinginkan oleh dokter dan nakes. Namun, lanjutnya, pemilahan dalam pemberian oksigen sudah terjadi di beberapa rumah sakit. "Dokter dan petugas kesehatan tidak senang situasi ini. Apalagi bagi keluarga melihat keluarganya sudah sangat sesak, tapi tidak dapat diberikan oksigen," tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.