Dark/Light Mode

Gelar Tes Antigen Acak

KAI Commuter Bidik Calon Penumpang Di 6 Stasiun

Selasa, 22 Juni 2021 05:04 WIB
PT KAI Commuter melaksanakan tes swab antigen secara acak kepada pengguna jasa KRL Commuterline di Stasiun Bogor, Senin (21/6/2021). (Foto : ANTARA/Riza Harahap).
PT KAI Commuter melaksanakan tes swab antigen secara acak kepada pengguna jasa KRL Commuterline di Stasiun Bogor, Senin (21/6/2021). (Foto : ANTARA/Riza Harahap).

 Sebelumnya 
Ia berharap, tren penurunan ini menjadi indikasi masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk kembali bekerja dan beraktivitas dari rumah. Namun, masih terdapat stasiun yang men­catat kenaikan jumlah penumpang. Antara lain, Stasiun Depok Baru sebanyak 6.646 penumpang, naik 11 persen dibanding pekan lalu di waktu yang sama.

Sementara stasiun yang men­catat penurunan jumlah penumpang antara lain Stasiun Bogor sebanyak 11.624 penumpang, turun 13 persen, Stasiun Bo­jonggede sebanyak 10.935 penumpang, turun 15 persen dan Stasiun Citayam sebanyak 10.546 penumpang, turun 11 persen.

Hingga kini, layanan KRL Jabodetabek masih beroperasi dengan 994 perjalanan KRL per hari mulai pukul 04.00-22.00 WIB.

Baca juga : Pengasuhan Mesti Diperketat!

“Semakin banyak jumlah per­jalanan yang dioperasikan, maka bisa untuk menerapkan jarak antar penumpang satu dengan lainnya,” akunya.

Ia mengimbau, agar penumpang KRL merencanakan per­jalanannya dengan baik agar terhindar dari potensi kepadatan di stasiun maupun di dalam kereta. Serta tidak memaksakan diri untuk naik ke kereta apabila sudah memenuhi kuota.

“Kami juga tetap konsisten menegakkan protokol kesehatan (prokes). Terutama menjaga ja­rak, dengan sistem penyekatan penumpang pada jam-jam sibuk serta prokes lainnya,” katanya.

Baca juga : Covid-19 Meroket, KAI Lakukan Tes Acak Penumpang KRL Di Stasiun

Sebelumnya pada Kamis (17/06) dan Jumat (18/6), pemerintah mengadakan vaksinasi di Stasiun Bogor dengan sasaran utama para penumpang aktif KRL.

“Hal ini penting untuk mendo­rong vaksinasi bagi mereka yang mobilitas dan interaksinya tinggi dan aktif bekerja serta menggu­nakan transportasi publik setiap harinya,” ucap Anne.

Dihubungi terpisah, pengamat transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengapresiasi upaya yang dilakukan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini. Sebab dia yakin, sebagai moda transportasi favorit, KRL menjadi tempat penyebaran Covid-19 yang cukup riskan.

Baca juga : Telepon Kapolri, Presiden Minta Premanisme Dan Pungli Di Tanjung Priok Dibasmi

“Dengan begitu, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bersama pemerintah ikut melakukan pengawasan ketat pada transportasi darat, khususnya KAI,” ujar Djoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Djoko melihat, sejauh ini transportasi udara dan kereta api yang paling ketat menjalankan prokes. Baik itu dari sisi penumpang maupun pegawainya. Namun, imbuh Djoko, yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana menempatkan petugas di terminal. Selama ini terminal diketahui kurang ketat pelaksanaan prokesnya.

“Apalagi untuk moda trans­portasi milik non BUMN, masih ngeri-ngeri sedap mau naiknya. Tapi mau bagaimana lagi kalau tidak ada pilihan lain? Atau ke­napa masih dibiarkan? Mungkin karena lebih murah tiketnya,” tukasnya. [IMA/DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.