Dark/Light Mode

FGD Dengan Prof Tjandra Yoga Aditama

Sampai Saat Ini, Tak Ada Obat Yang Bisa Bunuh Virus Corona

Jumat, 13 Agustus 2021 07:20 WIB
Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Kamis (12/8/2021). (Foto: Dok. RM.id)
Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Kamis (12/8/2021). (Foto: Dok. RM.id)

 Sebelumnya 
"Tugas pemerintah mengejar 400 ribu (testing) itu. Vaksinasi, tugas pemerintah mencari vaksinnya. Distribusi yang baik, supply chain yang benar. Tapi tugas kita, ketika ada giliran vaksinasi maka divaksin," terangnya.

Ia juga teringat pernyataan bos WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat pembukaan Olimpiade Tokyo 2020. Saat itu, Tedros mengaku sering ditanya, kapan pandemi akan berakhir. Tedros lalu menjawab dengan diplomatis dan sederhana. "Pandemi itu akan berakhir kalau kita ingin pandemi itu berakhir," ucap Prof Tjandra, menirukan pernyataan Tedros.

Soal angka kematian, dia menyebutkan beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, harus dicari tahu kenapa seseorang meninggal, khususnya yang meninggal di rumah atau isolasi mandiri (isoman). Kedua, kenapa seseorang meninggal di rumah sakit.

Baca juga : Target PPKM Belum Tercapai, Testing Masih Minim, Positivity Rate Melambung Tinggi

Untuk kasus isoman yang meninggal, dia menyebut, bisa macam-macam. Bisa karena lamanya mencari rumah sakit, bisa karena tidak ada orang yang diajak ngobrol, komorbid atau penyakit penyerta, atau karena ketiadaan obat.

"Jadi, pemecahannya belum tentu melalui obat. Mesti dianalisa dulu sebab meninggalnya apa?" saran dia.

Jika meninggal di rumah sakit, biasanya ada audit kematian. Meskipun tidak dilakukan di semua kasus, tapi jika data audit kematian itu digabung menjadi satu, ia meyakini akan didapat gambaran sebenarnya penyebab kematian itu.

Baca juga : Duh, Nggak Ada Kelurahan Di Jakarta Bebas Narkoba

"Misalnya obesitas, faktor risiko besar. Sehingga ketika masuk Instalasi Gawat Darurat harus mendapat perhatian besar," terangnya.

Hasil dari analisa ini, diharapkan dapat menemukan pemecahan cara penanganan yang tepat. Karena, tegasnya lagi, tidak semua kasus kematian bisa diantisipasi lewat obat. "Penanganannya bisa berbeda."

Menutup paparannya, Prof Tjandra kasih satu kutipan keren. “Health is not everything, but without health, everything is nothing,” tutupnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.