Dark/Light Mode

Setahun Pandemi Covid-19

Semoga Saja Tak Ada Peringatan Dua Tahun

Rabu, 3 Maret 2021 05:14 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (Foto: Covid19.Go.id)
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (Foto: Covid19.Go.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, genap satu tahun Covid-19 masuk ke Tanah Air. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo berharap, tidak ada peringatan dua tahun kasus tersebut.

Kasus Corona pertama ditemukan di Indonesia pada 2 Maret 2020. Saat itu, Presiden Jokowi mengumumkan, ada dua perempuan yang positif terpapar Covid-19.

Perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun, disebut tertular virus dari warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia.

“Hari ini tepat satu tahun sejak kasus pertama. Mudah-mudahan tahun depan kita tidak perlu memperingati dua tahun penanganan Covid-19 di Tanah Air,” harap Doni, dalam acara virtual ‘1 Tahun Pandemi Covid-19: Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi’, kemarin.

Mewujudkan harapan itu, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan penanganan Covid19. Salah satunya, dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang menyentuh hingga RT/RW.

Baca juga : Setahun Pandemi Covid-19, Wamenkes Imbau Tetap Disiplin 3M Dan 3T

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengingatkan, jika kepemimpinan di tingkat RT dan RW baik, maka akan lebih banyak lagi RT yang warna zonanya menjadi hijau alias aman dari Covid-19.

“Kalau RT hijau, RW hijau, Desa dan Kelurahan hijau dan ditarik ke atas semuanya bersama-sama untuk mengendalikan,” tuturnya.

Doni memastikan, kebijakan PPKM dapat efektif menekan laju pertumbuhan kasus konfirmasi positif Covid-19 di tengah masyarakat.

Penurunan kasus positif Corona berpengaruh pada tingkat keterpakaian tempat tidur di setiap fasilitas kesehatan. Angka Bed Occupancy Rate (BOR), kini di bawah 70 persen

Selain itu, angka kesembuhan Covid-19 di 7 provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur), mengalami peningkatan.

Baca juga : Teten: Alhamdulillah, Nggak Ada Koperasi Yang Kolaps

Dampak PPKM mikro yang terjadi ini berpengaruh kepada risiko penularan virus Corona bagi para tenaga kesehatan kita, terutama dokter,” terang Doni.

Dia pun optimis, pandemi bisa terkendali pada saat Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus mendatang.

Selama satu tahun pandemi Covid-19, tercatat ada 1.341.314 orang Indonesia yang terinfeksi, 153.074 masih dalam perawatan, 1.151.915 orang sembuh dan 36.325 jiwa meninggal dunia.

Doni membeberkan, mayoritas kasus kematian akibat Covid-19 berasal dari kelompok usia di atas 47 tahun dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Eks Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu mengatakan, 92 persen angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur, berasal dari pasien yang memiliki penyakit komorbid, terutama diabetes.

Baca juga : Bantu Proses Tracing Pasien Covid-19, Kemenkes Optimalkan Peran Puskesmas

Meski cukup tinggi, tapi Doni mengklaim, angka mortalitas di Indonesia lebih baik daripada di negara-negara lain di dunia. Dia tak membandingkannya dengan salah satu negara di dunia yang angka kematiannya mencapai angka tertinggi, yaitu 527 ribu jiwa.

“Padahal, negara tersebut memiliki semua kemampuan kekuatan sumber daya anggaran yang besar, tapi nyatanya angka kematian mencapai 20 hingga 25 persen dari angka kematian global,” ungkap Doni, tanpa menyebut nama negaranya.  [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.