Dark/Light Mode

YAICI-HIMPAUDI Edukasi Gizi Melalui Literasi 142 Cerita Karya Guru PAUD

Minggu, 15 Agustus 2021 09:03 WIB
Ketua HIMPAUDI Prof Netty Herawati (Foto: Istimewa).
Ketua HIMPAUDI Prof Netty Herawati (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 142 cerita bermuatan edukasi gizi dan fakta kental manis yang ditulis guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah terkumpul hingga 31 Juli 2021. Dari total tulisan yang terkumpul, terpilih 20 cerita terbaik diseleksi kembali oleh juri yang terdiri dari pegiat literasi Maman Suherman, senior editor dan penulis Harun Mahbub, serta Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Prof Netty Herawati.

Penjurian dilakukan secara live dan dihadiri seluruh peserta, Sabtu (14/8). Penulisan cerita edukasi tersebut merupakan rangkaian kegiatan kerjasama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) dalam rangka edukasi untuk meningkatkan literasi gizi untuk masyarakat. 

Baca juga : YAICI Gandeng HIMPAUDI Edukasi Gizi 6000 Guru PAUD DKI

Lomba penulisan cerita edukasi gizi dan fakta kental manis ini dimulai sejak Juni hingga Juli 2021. Selama periode tersebut, juga dilakukan sosialisasi gizi, workshop penulisan hingga pendampingan teknik menulis yang dilakukan secara daring, baik melalui aplikasi pesan grup ataupun melalui ruang-ruang virtual. Sebanyak lebih dari 300 guru PAUD dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. 

Prof Netty menerangkan, menulis adalah kebiasaan yang penting untuk dilakukan, terutama untuk guru PAUD. Banyak hal yang bisa ditulis, sekaligus bisa menjadi media edukasi yang bermanfaat. "Saya berharap, kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan menjadi model kegiatan edukasi dan literasi gizi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.

Baca juga : Menkes Dan Menkeu Senangkan Rakyat

Sementara, Maman Suherman menyoroti penulisan berbasis data. Hal ini, menurutnya penting buat pendidik. “Saya salut dengan peserta yang bisa menggali fakta dan data tentang kental manis dan kemudian menggabungkan ke dalam cerita fiksi bahkan fabel," tutur Kang Maman.

Ia berkeyakinan, jika kelak dibukukan, semua akan paham bahwa kental manis bukan susu. Konsep ini akan jadi model edukasi yang efektif untuk melawan iklan kental manis di televisi yang selama ini telah menggiring persepsi masyarakat.

Baca juga : Jokowi Khawatir Amandemen Melebar Ke Presiden 3 Periode

Sedangkan Ketua Harian YAICI Arif Hidayat berpandangan, edukasi gizi dengan media cerita pendek merupakan bagian dari komitmen YAICI dalam upaya meningkatkan pemahaman gizi masyarakat. Sebagaimana diketahui, literasi gizi berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat akan asupan makanan bergizi untuk anak. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.