Dark/Light Mode

In Memoriam Abdul Malik Ahmad, Wakil Ketua PP Muhammadiyah 1967-1985 (2)

Seruan Jihad dan Jejak Langkah di Awal Kemerdekaan

Selasa, 24 Agustus 2021 12:15 WIB
Mendiang Buya Haji Abdul Malik Ahmad (kiri) dan mendiang KH Mawardi Labay El-Sulthani, seorang ulama, penceramah agama dan pengusaha yang banyak menerbitkan buku-buku keislaman dari Tanah Minang. [Foto: Fikrul Hanif Sufyan, 2014]
Mendiang Buya Haji Abdul Malik Ahmad (kiri) dan mendiang KH Mawardi Labay El-Sulthani, seorang ulama, penceramah agama dan pengusaha yang banyak menerbitkan buku-buku keislaman dari Tanah Minang. [Foto: Fikrul Hanif Sufyan, 2014]

 Sebelumnya 
Jejak Langkah di Pemerintahan

Gemilangnya prestasi tokoh-tokoh Muhammadiyah asal Sumatera Barat pada masa revolusi kemerdekaan, diganjar dengan penempatan di pos-pos pemerintahan. Marzuki Yatim terpilih sebagai Wakil Ketua KNI Sumatera Barat, Saalah Yusuf Sutan Mangkuto diangkat jadi Bupati Solok, Oedin sebagai Bupati Pesisir Selatan/Kerinci, termasuk Malik Ahmad (Panji Masyarakat November 1993).

Baca juga : In Memoriam Malik Ahmad, Wakil Ketua PP Muhammadiyah 1967-1985

Pada 1947 Malik Ahmad dilantik sebagai Wakil Kepala Jawatan Sosial Sumatera Barat, mendampingi Bagindo Moh. Thahar asal Pariaman.

Sejak masuk birokrasi pemerintahan, jenjang kariernya makin cemerlang. Sejak bekerja di Jawatan Sosial, Malik Ahmad memperoleh rumah dinas di Jalan Kumango Bukittinggi. Rumah dinasnya itu, sering menjadi rumah persinggahan dan menginapnya tokoh-tokoh PB Muhammadiyah dan Perwakilan Muhammadiyah Sumatra Tengah.

Baca juga : Anak Kecil Mau Pulang Ke Rumah, Kok Dilarang

Sebelum meletusnya Agresi Militer II, rumahnya disinggahi Hamka dan Samik Ibrahim (pengurus Majelis Ekonomi Muhammadiyah Sumatra Tengah). Mereka hendak menemui Sjafruddin Prawiranegara di Istana Wakil Presiden Bung Hatta (Sufyan, 2018; Republika, 27 September 2018).

Terkadang Malik Ahmad bila menginap di kediaman istrinya di Pasie Bukittinggi, tamu dari PB Muhammadiyah dan perwakilan Sumatra Tengah –yang telah mengetahui keberadaannya, segera bertolak ke sana.

Baca juga : Jadi Saksi Lahirnya Muhammadiyah Kurai Taji, Dikawal Jago Silat

Aktivitas Malik Ahmad di birokrasi pemerintahan nantinya terus menanjak seiring terjadinya Class 2 atau yang dikenang dalam lembaran sejarah nasional sebagai Agresi Militer II.

[Fikrul Hanif Sufyan, Pemerhati Sejarah dan Ketua Pusat Data dan Dokumentasi Muhammadiyah Minangkabau (PUSDAKUM) Muhammadiyah Sumatera Barat]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.