Dark/Light Mode

Jumlah Testing Makin Turun

Rakyat Pilih Beli Sembako Daripada Bayar Tes Covid

Kamis, 2 September 2021 06:10 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. (Foto: rm.id).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. (Foto: rm.id).

 Sebelumnya 
Netizen mendesak Pemda meningkatkan testing agar Covid-19 cepat terkendali. Bukan justru menurunkan testing agar kasus Covid-19 di daerahnya terlihat melandai.

Akun @Revasabr11 meminta daerah lain mencontoh Jakarta melakukan testing. Kata dia, di Jakarta rate testing dilakukan sesuai reko­mendasi World Health Organization (WHO).

“Daerah lain bisa nggak kasih data transparan berapa positivity rate, kesembuhan,” tuturnya.

Baca juga : Satgas Sekolah Ditempatkan Di Depan Gerbang Dan Kelas

Imbauan juga dilontarkan @tsetiady. Dia meminta Pemda memenuhi syarat minimal testing harian sesuai yang ditetapkan dalam Inmendagri. “Jangan sampai kapasitas testing kita terus turun,” pintanya.

Menurut @kuyangmanis, melakukan testing, tracing dan treatment dengan cepat adalah salah satu upaya pengendalian Covid-19. Upaya test­ing, tracing dan treatment dapat dijalankan secara kolaboratif dari berbagai pihak.

“Alhamdulillah, strategi Pemda menurunkan angka positif telah berhasil dalam minggu ini. Strategi jitunya dengan menurunkan jumlah testing,” sindir @J_Usil. “Pemda harus tanggung jawab testing menurun,” sambung @ForMonitoringP1.

Baca juga : Adik-adik Yang Belum Divaksin, Segera Vaksin Ya...

Akun @DanielLetelay8 mengatakan, turunnya jumlah testing membuat penanganan Covid-19 menjadi pincang. Saat ini, yang bekerja sebagian besar masih tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas. “Testing turun karena Pemda masih kekurangan alat tes,” ungkapnya. Senada diungkapkan @samsularifffin. Kata dia, testing di daerah bisa segera ditingkatkan asal ada tambahan nakes di Puskesmas. Kata dia, testing terbatas karena nakes di Puskesmas juga terbatas.

“Menurunnya jumlah testing harian karena banyak masyarakat yang nggak mau dites,” ungkap @intanpoerbo.

Menurut @intanpoerbo, masyarakat yang sakit banyak yang memilih diam di rumah. Bahkan, ada yang sakit tapi memilih biasa saja, tidak perlu periksa karena biaya antigen dan PCR (Polymerase Chain Reaction) mahal.

Baca juga : Jangan Jumawa, Endemi Masih Jauh

“Mending buat belanja sembako, sayur dan lauk buat anak-anak,” tuturnya.

Sementara @pandemictalksID mengatakan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mem­punyai tanggung jawab dan peran yang sama dalam meningkatkan jumlah testing. “Pusat dan Pemda, ayo tingkatkan testing,” ajaknya.

Akun @laurazaizavonna menduga, turunnya jumlah testing di daerah karena ada yang disem­bunyikan oleh Pemda terkait kasus Covid-19. “Sebenarnya masih banyak nggak sih (kasus Covid-19),” tanyanya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.