Dark/Light Mode

Viral Guru Di Sulut Diangkat Jadi Kepsek Di Sekolah Fiktif, Keluarga Protes

Jumat, 1 Oktober 2021 08:53 WIB
Pelantikan Kepala Sekolah SD Di Minahasa Utara. (Foto: Instagram @azamwonggo)
Pelantikan Kepala Sekolah SD Di Minahasa Utara. (Foto: Instagram @azamwonggo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kisah guru di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, yang diangkat jadi Kepala Sekolah tapi sekolahnya fiktif viral di media sosial alias medsos. Guru tersebut berinisial RDBA.

Kisah ini pertama kali di posting di Instagram oleh akun @azamwonggo, Selasa (28/9). Azam sendiri merupakan anak dari guru yang dilantik tersebut. 

RM.id sudah meminta izin mengutip postingannya. "Silakan kutip aja bang. Saya sudah menulis di caption dengan jelas," kata Azam, Kamis (30/9).

Azam mengatakan, dia memposting cerita ibunya yang ditempatkan di sekolah fiktif agar mendapatkan keadilan. "Menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini," ujarnya. 

Dia pun menceritakan awal pelantikan itu terjadi. Saat itu ibunya ditelepon untuk mengikuti pelantikan sekaligus pengangkatan sumpah Kepsek baru di JG Center Minahasa Utara, Senin (27/9) malam.

Baca juga : Ada Satu Saja Kasus Infeksi Di Sekolah, Semua Murid Dites

Sebelum mendapat panggilan untuk dilantik, ibunya diberitahukan untuk memasukkan berkas sebagai syarat untuk menjadi kepala sekolah. Saat pelantikan berlangsung, nama ibunya dibaca sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kecil Warukapas.

"Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara. Sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua Desa Warukapas," tulis Azam.

Kemudian, Selasa (28/9) pagi, ibunya pergi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Minut untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Tapi jawabannya sangat miris. Mereka juga baru mengetahui sekolah itu tidak ada keberadaannya. Selanjutnya, sang ibu harus menunggu 2-3 bulan ke depan untuk pelantikan selanjutnya.

"Berbicara tentang syarat dan tanggung jawab, ibu saya sudah memenuhi syarat, ibu saya sudah berbakti selama 35 tahun dan lulusan Sarjana Golongan IV A/Pembina. Dan selalu mengajar di kelas enam selama 30 tahun lamanya, dan lima tahun di kelas satu," kisah dia. 

Dalam postingannya, selain keterangan tertulis, Azam juga mencantumkan foto dan video suasana pelantikan. Terlihat sejumlah aparatur sipil negara (ASN) lengkap dengan pakaian dinas berdiri berjejeran. Masing-masing nama dibacakan saat pelantikan berlangsung.

Baca juga : Gandeng FSPPG, Kemnaker Gelar Vaksinasi Keluarga Pekerja

Hingga pagi tadi, postingan Azam sudah di-like 7.291 dan dikomentari 649 orang.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Olfy Kalengkongan, membenarkan jika tidak ada sekolah dasar bernama SD Kecil Warukapas di daerah tersebut.

Bahkan, dirinya mengatakan jika dalam data milik Dinas Pendidikan, tidak muncul nama SD Kecil Warukapas. Hal ini juga telah disampaikan ke Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), dulunya BKD, agar segera direvisi jabatan untuk kepala SD Kecil Warukapas.

"Sudah dikoordinasikan dengan BKPP, dan akan ditelaah dan direvisi. SD Kecil Warukapas itu tidak ada, tidak ada data di kami. Di posting anggaran juga nda (tidak) ada itu," ujar Olfy.

Olfy menambahkan, pihaknya juga telah melakukan telaah dinas, untuk mengetahui apakah ada anggaran yang diberikan untuk sekolah fiktif tersebut. Namun, karena di data tidak tercantum, maka pihaknya yakin tidak ada anggaran yang disalurkan untuk sekolah fiktif tersebut.

Baca juga : Baru Dua Bulan Jadi Peserta, Sudah Dapat Santunan BP Jamsostek

Sementara, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKKP) Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Styvi Watupongoh, mengaku jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh staf BKPP (dulu BKD) yang membuat SK pelantikan kepala sekolah. Menurutnya, sekolah yang dimaksud adalah SD Negeri Kecil Mapanget bukan SD Kecil Warukapas.

Styvi sendiri mengaku telah memanggil guru bersangkutan dan telah menjelaskan serta meminta maaf, karena kesalahan yang dilakukan pihaknya. Menurut Styvi, hal itu dilakukan sebelum adanya postingan di instagram. [UMM]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.