Dark/Light Mode

Gelar Lomba Mural, Kapolri Dipuji

“Kritik Daku, Kau Ku Tangkap” Jadi Kritik Daku, Kau Ku Kasih Hadiah”

Kamis, 21 Oktober 2021 07:40 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar lomba mural. (Foto: Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar lomba mural. (Foto: Humas Polri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar lomba mural. Yang menarik, dalam lomba ini, peserta juga boleh membuat mural yang mengkritik korps baju coklat. Warganet pun ramai memuji terobosan Jenderal Sigit. Jenderal Sigit dianggap menjawab satir “kritik daku, kau kutangkap” menjadi “kritik daku kau ku kasih hadiah”.

Lomba mural yang bertajuk Piala Kapolri 2021 itu mengambil tema ‘Peran Generasi Muda Untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi Yang Positif di Masa Pandemi Covid-19’. Tujuan lomba ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkarya dan berkreasi selama pandemi.

Lomba tersebut dibuka mulai 27 September-17 Oktober 2021 di tingkat Polda. Kemudian pada 20 Oktober, lomba akan digelar di tingkat Mabes Polri. Kurasi pertama, dilakukan pada 18-20 Oktober 2021. Nantinya, satu dari lima peserta terbaik di setiap Polda akan berpartisipasi pada tingkat nasional atau Mabes Polri di Jakarta.

Baca juga : Datangi Komnas HAM, Kabiro Hukum KPK Tanya Materi Klarifikasi TWK

Selanjutnya, peserta yang terpilih akan menggambar langsung secara serentak di tingkat nasional pada 30 Oktober 2021. Kegiatan itu akan dibuka secara resmi oleh Kapolri.

Total hadiah yang disediakan Mabes Polri sebesar Rp 90 juta. Juara 1 akan mengantongi Rp 30 juta, juara II Rp 15 juta, juara III Rp 10 juta. Sementara untuk peserta favorit akan mendapatkan masing-masing Rp 5 juta.

Jenderal Sigit mempersilakan peserta lomba mural Piala Kapolri 2021 membuat karya dengan tema kritik atau masukkan kepada Polri. “Mau positif maupun negatif, tidak ada masalah,” ujarnya.

Baca juga : KPK Bersumpah Tak Tebang Pilih

Dia menegaskan, Polri bukanlah lembaga antikritik. Sehingga dipastikan akan menampung semua masukan masyarakat. Terlebih, jajaran Polri sangat menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Sebagaimana sistem demokrasi yang diambil Indonesia.

“Semua masukan yang sifatnya membangun akan kita tampung, untuk dijadikan bahan introspeksi agar menjadi semakin baik ke depannya,” ujarnya.

Sigit mengaku, semangat Polri yang antikritik itu telah ia dorong sejak gagasan Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi) diusungnya begitu menjabat sebagai Kapolri. Semangat dalam gagasan tersebut bertujuan untuk mewujudkan polisi yang tegas dan humanis.

Baca juga : KPK Buka Kemungkinan Gelar Sidang In Absentia

“Karena itu, segala kritik dan masukan yang ada, akan dijadikan bahan evaluasi untuk Polri jauh lebih profesional dan baik lagi,” ujar mantan Kabareskrim ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.