Dark/Light Mode

Harga PCR Turun Lagi Jadi 275 Ribu

Rakyat Masih Belum Puas

Kamis, 28 Oktober 2021 08:35 WIB
Seorang warga mengikuti tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) secara Drive Thru di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/10/2021). (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)
Seorang warga mengikuti tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) secara Drive Thru di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/10/2021). (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)

 Sebelumnya 
Kedua, ada penurunan harga e-katalog dan harga rata-rata di pasar. Seluruh alasan ini muncul saat BPKP melakukan audit kembali sesuai permintaan pemerintah.

“Dari hasil perhitungan kami, biaya PCR yang wajar memperhatikan kondisi saat ini, hasil audit, e-katalog dan harga pasar, lalu terdapat potensi harga yang lebih rendah seperti yang sudah diumumkan,” kata Iwan, dalam konferensi pers yang sama.

Untuk diketahui, sejak pandemi melanda pada Mei 2020, harga tes PCR sudah dua kali disunat pemerintah. Pertama, penurunan harga PCR pada Agustus lalu, dari Rp 900 ribu menjadi Rp 495 ribu sampai Rp 550 ribu.

Baca juga : Yess, Harga Tes PCR Turun Lagi, Simak Ketentuannya

Kedua, penurunan PCR dari Rp 495 ribu menjadi Rp 275 ribu untuk Jawa dan Bali, serta Rp 300 ribu untuk daerah lain.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan, harga tes PCR di bawah Rp 300 ribu sudah paling murah dibanding negara lain di Asia Tenggara,

“Harga PCR kita yang ditentukan Pak Presiden kemarin itu, sudah 10 persen paling bawah. Paling murah, dibandingkan harga tes PCR di seluruh dunia, yang di airport-airport,” kata pria yang akrab disapa BGS.

Baca juga : Alhamdulillah, Harga Tes PCR Kini 275 Ribu Untuk Wilayah Jawa Bali

Karena harganya sudah turun, BGS menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan subsidi untuk harga PCR. “Pemerintah tidak merencanakan ada subsidi, karena kita memang lihat harganya yang sudah diturunkan itu sudah cukup murah,” tegasnya.

Meski harganya sudah turun, ternyata masih banyak yang belum puas. Wasekjen PKB Luqman Hakim menilai, harga tersebut dirasa masih jadi beban pengguna transportasi umum. Kata dia, kalau standar yang dipakai seorang menteri mungkin harga tersebut sudah murah.

“Tapi bagi mayoritas rakyat pengguna transportasi publik, duit segitu sangat berharga,” kata Luqman, dalam siaran pers, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.