Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Muhadjir Soal Pengentasan Kemiskinan
Kalau Andalkan Bansos, Berat Bos!
Minggu, 31 Oktober 2021 08:05 WIB
Sebelumnya
“Sesuai arahan Presiden, koordinasinya dipimpin oleh Wapres sebagai Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),” jelas dia.
Anggota Komisi VIII DPR, Bukhori Yusuf berujar, bansos itu ibarat stimulus. Tidak akan bisa atasi kemiskinan. Yang diperlukan untuk mengentaskan kemiskinan itu pemberdayaan. Sehingga perlahan rakyat bisa mandiri dan menjadi sejahtera.
Baca juga : MA Cabut Dan Batalkan PP Pengetatan Remisi Koruptor
“Seharusnya pemerintah cara membaca data kemiskinan itu sebagai sumber daya manusia, bukan objek popularitas dan kepentingan politik, bahkan kepentingan bisnis,” tandas politisi PKS itu.
Sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rochadi sependapat dengan Muhadjir. Dia menegaskan, bansos itu cuma sekadar biaya kelangsungan hidup bagi keluarga yang tidak punya pendapatan. Entah karena tidak bisa bekerja sebab pandemi Covid-19, maupun terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca juga : Indonesia Tegaskan Komitmennya Kendalikan Perubahan Iklim
“Bansos bukan obat mencegah kemiskinan,” tukas Sigit, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Biaya hidup keluarga rakyat Indonesia itu rata-rata Rp 1,9 juta per bulan. Artinya, bansos tunai Rp 300 ribu per bulan yang dikucurkan pemerintah untuk rakyatnya, tentu belum cukup. “Makanya jumlah penduduk miskin naik sekitar 2-3 persen selama pandemi. Jumlah kedalaman dan keparahan penduduk miskin juga meningkat,” terangnya.
Baca juga : Kejaksaan-Kementan Kolaborasi Pastikan Bantuan Alsintan Bermanfaat
Dia mendesak pemerintah berpikir lebih ekstrem lagi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Jangan cuma mendewakan bansos. “Harus ada program yang fokus dan berkelanjutan. Bansos sifatnya adhoc (sementara hanya saat krisis),” ujarnya. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya