Dark/Light Mode

Tertolong Aturan Sekolah

Sabtu, 7 September 2019 06:19 WIB
Ngopi - Tertolong Aturan Sekolah
Catatan :
SISWANTO

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam 2 bulan terakhir, anak-anak lagi ‘kegilaan’ smartwatch atau jam pintar. Anak yang senang, tapi orangtua yang meriang.

Saya akui, jam pintar ini sangat banyak manfaatnya. Berbagai fitur aplikasi yang ada di dalamnya, membantu orangtua dalam mengikuti sepak terjang anaknya. Khususnya saat berada di luar rumah. Di antaranya, video call dan GPS.

Sayangnya, harga yang ditawarkan produsen tidak bersahabat. Di atas Rp 3 jutaan. Benar-benar bikin orangtua harus kencangkan ikat pinggang. Nilainya hampir menyentuh gaji sebulan. Apalagi anak saya dua orang. Dan dua-duanya ‘kegilaan’ jam pintar ini.

Hampir tiap hari, merengek minta dibelikan jam pintar ini. Bisa dibayangkan, kocek yang harus saya rogoh untuk beli 2 jam pintar. Maklum di sekolah, sudah banyak teman-temannya yang punya jam pintar ini.

Baca juga : Indeks Konsumen Agustus Turun Sedikit

Tiap sekolah, selalu dibawa. Di pamerkan kepada teman-teman yang lain. Sebenarnya banyak di lapak online, jam pintar dengan harga miring. Bahkan nominalnya beda jauh. Hingga berkali-kali lipat. Ada yang seratus ribuan hingga mendekati Rp 500 ribuan.

Tapi kedua anak saya ini tidak bisa dibohongi. Mereka tahu, ‘jam pintar KW’ ini berbeda dengan yang di inginkan. Tidak sama seperti yang dimiliki teman-temannya di sekolah.

Berbagai ‘jurus’ ngeles, sudah saya keluarkan. Tapi tidak mempan. Keinginannya bulat, dibelikan jam tangan pintar seperti yang diiklankan di televisi. Titik!!!.

“Nanti kalau ayah gajian. Ayah belikan satu-satu dulu,” janji saya pada anak-anak pada pertengahan Agustus lalu. Jelang akhir bulan Agustus kemarin, tentu saja saya deg-degan. Padahal, biasanya jelang tanggal 28 tiap bulan, saya pasti gembira. Itu tanggal gajian.

Baca juga : Mosi Tak Percaya Bertentangan dengan Aturan Internal Golkar

Tapi kali ini tidak. Sebab, saya harus tunaikan janji. Beli jam pintar buat anak. Bersyukur, sebelum nafas menjadi sesak. Ikat pinggang belum dikencangkan. Ada kabar baik. Datangnya dari sekolah.

Himbauan tertulis yang diselipkan pada buku dalam tas anak-anak. Isinya, larangan bagi murid membawa jam pintar ke sekolah. Selain hindari tindakan kriminal. Sekolah khawatir konsentrasi belajar murid terganggu.

Saat belajar, murid-murid sibuk memainkan smartwatch miliknya. Saya sumringah. Larangan ini sangat menolong. Keinginan anak-anak beli jam pintar, jadi surut. Saya tak perlu tarik ikat pinggang.

Gajian kemarin, aman. Bagi saya, saat ini, jam pintar itu bukan kebutuhan yang urgent. Kepemilikannya, masih bisa ditunda beberapa tahun ke depan.

Baca juga : Berikut Kronologi OTT Jaksa Yogyakarta dan Solo

Apalagi aktivitas kedua anak saya, tidak padat. Sekolah dan rumah. Kami orangtua, masih antar-jemput sendiri. Insya Allah, masih sanggup jaga keamanannya. Aamiin.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.