Dark/Light Mode

Koalisi Dan Islah

Kamis, 27 Juni 2019 08:06 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Sidang sengketa Pilpres 2019 dan 2014 tampaknya sama saja. Tak ada kejutan. Walaupun ada hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang memarahi saksi 01 atau mencecar keras saksi 02, itu hanya “bumbu-bumbu”. Penyedap. Sikap hakim tersebut juga bukan akting. Itu beneran. Serius. Marah ya marah. Tegas.

Bukan untuk memberi angin ke salah satu pihak atau menyenangkan pihak lain. Karena, ini urusan serius, masalah Pilpres, pesta demokrasi yang telah membelah bangsa ini sedemikian hebatnya. Lalu bagaimana hasilnya? Bisa saja hasilnya sama dengan sidang sengketa Pilpres 2014.

Saat itu, MK menolak seluruh permohonan yang diajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mungkin akan ada beberapa catatan, tapi tetap saja tak mengubah hasil KPU. Karena diperkirakan tidak akan ada kejutan, menarik ditunggu apa yang terjadi setelah sidang putusan di MK. Ada beberapa isu. 

Baca juga : Calon Menteri

Pertama peta koalisi. Koalisi Adil Makmur-nya Prabowo-Sandi tampaknya akan pecah. Mereka akan mencari jalan masing-masing. Jalan terbaik. Sejauh ini, baru PAN dan Demokrat yang sudah menjajaki kemungkinan bergabung dengan koalisi Jokowi. Bahkan, sangat mungkin sudah ada pembicaraan mengenai kursi menteri. Bagaimana akhirnya? Siapa mendapat apa? Menarik ditunggu.

Kalau banyak yang bergabung ke pemerintah, lalu siapa yang akan menjadi oposisi? Sejauh mana kekuatan serta efektifas oposisi empat tahun ke depan? Menarik ditunggu. Kenapa empat tahun? Karena, biasanya, setahun menjelang Pilpres (2024), potensi anggota koalisi yang “mbalelo” selalu ada. Biasa, persiapan pilpres.

Kedua. Setelah putusan MK, hari ini, bagaimana nasib rekonsiliasi, islah atau perdamaian? Rekonsiliasinya ada dua: elite dan di akar rumput. Kalau rekonsiliasi di tingkat atas, elite, gampang. Ngobrol-ngobrol sambil naik kuda, atau ngopi sore-sore di teras, selesai. Salaman. Beres.

Baca juga : Sampah “Emas”

Yang agak “seksi” kalau benar Jokowi mengajak Gerindra bergabung. Pasti seru. Atau, ini hanya bumbu penyedap sidang MK? Karena, 02 pun mengajak kubu 01 untuk bergabung ke pemerintahan. Kalau menang di MK. Masalah yang agak rumit, rekonsiliasi di akar rumput. Ini butuh waktu lama.

Pilgub DKI misalnya, sampai sekarang masih meninggalkan perdebatan, terutama di media sosial. Masih ada bara. Memadamkannya butuh perhatian ekstra. Serius. Yang membuat suasana sejuk adalah kesiapan semua pihak untuk menerima apa pun hasil putusan MK.

Menerima kekalahan memang berat. Tapi membuktikan janji-janji tak kalah beratnya. Menjadi rakyat, juga bisa lebih berat. Kita berharap setelah sidang MK semuanya menjadi lebih enteng. Tak ada yang berat-berat. Terutama rakyat. Jangan dibebani yang berat-berat. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.