Dark/Light Mode

Usir Jenuh dengan Main Layang-Layang

Jumat, 17 April 2020 01:41 WIB
Ngopi - Usir Jenuh dengan Main Layang-Layang
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiga pekan lebih work from home mulai timbul kejenuhan. Aktivitas setiap hari hanya makan, tidur, dan kerja. Sesekali berolahraga. Juga berjemur di bawah terik mata hari pagi seperti anjuran banyak ahli medis. Itu pun tak lama. Hanya 15 menit. Cukup untuk menambah daya tahan tubuh. 

Tak sendiri. Para tetangga juga mengalami keluhan serupa. Jenuh, jenuh, dan jenuh. Entah sampai kapan hal ini akan berakhir. Ada yang bilang dua bulan, tiga bulan, bahkan hingga akhir tahun. Entahlah, yang penting lebih cepat lebih baik.

Sementara, kepala semakin pusing bila wabah mematikan ini dipikirkan terus-menerus. Apalagi membaca berita, jumlah orang yang positif dan meninggal karena corona terus bertambah setiap harinya. Kadang, sejenak tak ingin memantau perkembangan berita agar pikiran tenang. Dan ini cukup berhasil. Yang penting kita terus berdoa semoga pandemi ini segera berakhir. 

Baca juga : Gali Kubur Biar Hidup

Di sela kejenuhan yang sangat, tiba-tiba ada tetangga yang mengajak main layang-layang. Permainan waktu kecil dulu di kampung. Tanpa pikir panjang, ajakan tersebut langsung saya sambut dengan suka cita. Apalagi, modal yang dikeluarkan tak besar. Dengan Rp 10 ribu sudah dapat benang gelasan sepanjang 200 meter dan 3 layang berukuran kecil. 

Usai salat Ashar, beberapa tetangga sudah siap dengan benang dan layang-layang. Kebetulan di dekat rumah ada lapangan yang cukup luas. Cukup aman untuk bermain laying-layang sambil tetap menerapkan jarak. Setiap orang jaraknya lebih dari 4 meter. Tak perlu waktu lama, akhirnya layang bisa terbang tinggi ditiup kencang. Kami pun saling beradu satu sama lain. Siapa yang layangnya putus duluan itu yang kalah. Kami tertawa lepas bersama. Sejenak menghilangkan kejenuhan setelah berhari-hari di rumah.

Perlu diingat, ada aturan perlayangan yang harus dipatuhi bersama. Layangan yang ada ekornya tidak boleh diadu. Hanya yang tidak berekor yang boleh tarung di udara. Semuanya sepakat. Aturan baku yang sudah ada sejak dahulu kala, puluhan tahun silam.

Baca juga : Nyobain Bikin Dalgona Coffee

Bedanya, saat ini kami tidak perlu lagi mengejar layang-layang yang putus. Sebetulnya, hal itu mengasyikan. 

Sekarang, bila tidak punya layang-layang tinggal beli di toko kelontong terdekat. Sudah banyak yang menyediakan. Terlebih harganya murah meriah, hanya Rp 1.000. "Tak perlu capek capek lagi dapat layang-layang," celetuk Aldo, salah seorang tetangga saya.

Namun, lebih dari itu semua, suasana ngeriung bersama masih menjadi momen yang paling dirindukan. Bercandaria tanpa ada jarak dan masker di mulut. Entah kapan suasana yang mengasyikan itu kembali lagi. Kita hanya bisa berdoa kepada Allah semoga wabah mematikan ini segera berlalu. Aamiin.

Baca juga : Iseng-iseng Bikin Masker

Ahmad Lathif Rosyidi, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.