Dark/Light Mode

Soal Presidential Threshold Nol Persen

Parpol Kuat, Rakyat Senang

Sabtu, 18 Desember 2021 07:00 WIB
Anggota Komisi III DPR Benny K Harman. (Foto: Dok. DPR)
Anggota Komisi III DPR Benny K Harman. (Foto: Dok. DPR)

 Sebelumnya 
Tak bisa dipungkiri, siapa pun pemimpin pilihan rakyat tentu akan menghadapi dilema besar, menyenangkan rakyat yang memilihnya atau membahagiakan cukong-cukong yang membiayainya duduk di kursi kekuasaan.

“Yang terakhir ini maunya menguasai semua proyek negara. Kalau tidak ya dilengserkan (jangan sampai terpilih, red),” tegasnya.

Baca juga : Presiden Harap Pasar Ngawi Jadi Pengerak Ekonomi Rakyat

Sementara, anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus mengatakan, persoalan besar yang dihadapi saat ini adalah tingginya ongkos politik akibat dari regulasi yang ada.

Sementara, penerapan sistem PT terkesan membatasi hak konstitusional rakyat dalam menentukan calon pemimpinnya. Semangat reformasi untuk melahirkan pemimpin yang demokratis menjadi semakin jauh.

Baca juga : PKB: Presidential Threshold Diturunkan, Politik Identitas Bisa Dicegah

“Aturan PT ini lari dari semangat reformasi karena tidak membuka ruang demokrasi. Masyarakat Indonesia tidak bisa memilih calon terbaik tanpa perlu diatur dan diseleksi terlebih dahulu oleh mekanisme ambang batas,” katanya.

Karena itu, dia menyambut baik pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang menyebut PT harus ditiadakan guna mengentaskan korupsi di Tanah Air. Sebab, aturan ini menjadikan biaya politik terus melambung tinggi.

Baca juga : Gus Muhaimin Minta Batasan Presidential Threshold Diturunkan Jadi 5-10 Persen

“Bisa dibayangkan, bila ada figur yang kredibel, berintegritas dan hebat mau maju menjadi calon pemimpin bangsa namun tak punya kapital yang memadai. Ini yang dijadikan peluang bagi oligarki untuk mensponsori figur yang ingin maju dalam pemilihan presiden,” katanya.

Legislator asal Sumatera Barat itu menilai, penghapusan aturan PT dapat menjadi salah cara mencegah polarisasi di tengah masyarakat. Jangan sampai pesta demokrasi yang seharusnya disikapi dengan kegembiraan, justru menciptakan permusuhan yang berkepanjangan di antara anak bangsa. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.