Dark/Light Mode

Marak Penyakit Menular

Prokes Dan Germas Solusinya

Sabtu, 29 Oktober 2022 08:00 WIB
Anggota Komisi IX DPR Eddy Wuryanto. (Foto: Ist).
Anggota Komisi IX DPR Eddy Wuryanto. (Foto: Ist).

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan meminta Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) terus digiatkan. Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat menghadapi penyakit.

“Tentunya, kebiasaan hidup sehat ini harus dibarengi dengan protokol kesehatan dan juga vaksinasi lengkap,” kata anggota Komisi IX DPR Eddy Wuryanto di Jakarta, kemarin.

Di tengah munculnya berbagai macam penyakit, lanjutnya, sosialisasi untuk hidup sehat harus terus digiatkan. Imunitas masyarakat terhadap penyakit bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan menjaga gizi.

Sayangnya, salah satu persoalan kesehatan yang dihadapi bangsa saat ini, yakni stunting atau gizi buruk pada anak.

Baca juga : Fakta Penting Perayaan Bulan Bahasa Dan Sastra

Masalah stunting ini akan tuntas jika di dalam keluarga ada kemandirian. Kemandirian ini dalam arti kemampuan keluarga mengetahui masalah stunting, mencari solusi dan berdikari dalam pangan dan juga kesehatan.

“Untuk itu, edukasi dan pendampingan ini menjadi penting untuk mengatasi stunting,” jelasnya.

Edy menuturkan, dari pengalaman selama ini, situasi stunting dipicu akibat pernikahan dini di kalangan generasi muda. Mereka yang menikah pada usia remaja sekitar 15-16 tahun, pada saat kehamilan, tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi si ibu tidak mencukupi, maka bayi berpotensi lahir dengan berat badan rendah.

Situasi tersebut kemudian menyebabkan calon bayi rawan terkena stunting.

Baca juga : Ganjar Dorong Pengembangan 6 Bandara Komersil Dan Perintis Di Jateng

“Untuk mencegah stunting, sebaiknya tidak melakukan pernikahan dini,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Edy mengapresiasi respons cepat Pemerintah mengatasi penyakit gagal ginjal akut anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah tepat menghentikan peredaran obat sirup. Ini upaya mengatasi kemungkinan dikonsumsinya Etilen Glikol pada anak.

Etilen Glikol dengan kadar melebihi 0,5 miligram ini memiliki kemampuan merusak ginjal, sehingga menjadi keresahan publik.

“Kemenkes dan BPOM bergerak cepat memilah obat yang dinyatakan aman diperbolehkan edar kembali. Kalaupun ada industri yang nakal wajib diwaspadai,” tambah dia.

Baca juga : Desak PSSI Gelar KLB, Ketegasan Persis Solo Dipuji

Kolega Eddy Wuryanto di Komisi IX, Itet Tridjajati Sumarijanto, juga mengajak masyarakat hidup sehat dan bersih serta tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

Dengan demikian, masyarakat bisa terhindar dari penyakit menular akibat perilaku hidup kurang sehat, atau tidak menjaga kebersihan.

“Penyakit ini bisa dilawan dengan menjaga kebiasaan hidup bersih dan mengatur pola makan secukupnya,” jelasnya. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.