Dark/Light Mode

Bulog Sulit Serap Beras Petani

Kita Darurat Data Pangan

Senin, 28 November 2022 07:50 WIB
Pekerja merapikan karung yang berisi beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (25/11/2022). (Foto: Antara Foto/M Risyal Hidayat/rwa)
Pekerja merapikan karung yang berisi beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (25/11/2022). (Foto: Antara Foto/M Risyal Hidayat/rwa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti kesemrawutan data stok pangan antar lembaga negara yang terjadi saat ini. Bahkan, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapan) berdebat alot terkait data sebaran beras dan gabah di masyarakat.

Anggota Komisi IV DPR Slamet mengatakan, Kementan menyatakan terdapat sekitar 600 ribu stok beras yang tersebar di perusahaan penggilingan dan beberapa rumah tangga petani. Ini bisa digunakan Bulog untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Namun, data tersebut tidak sepenuhnya benar sebab ketika turun ke lapangan, Bulog sangat kesulitan untuk melakukan pembelian gabah atau beras tersebut.

Akibatnya, sampai saat ini Bulog tidak mampu mereal­isasikan target penyerapan beras untuk memenuhi CBP hingga 1 juta ton. “Jadi ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah darurat data. Bagaimana mungkin lem­baga negara tersebut tidak satu suara terkait sebaran stok beras ini,” kata Slamet, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Dana Otsus Semakin Dirasakan Masyarakat Papua

Slamet mengingatkan, stok beras sangat penting untuk men­jaga ketahanan pangan secara nasional. Untuk memastikan stok beras tersebut, dibutuh­kan dukungan akurasi data sehingga impor beras tidak terjadi. “Pemerintah harus benar-benar menyerap beras yang diproduksi oleh petani dalam negeri sebe­lum melakukan impor beras,” tegas Slamet dalam rapat dengar pendapat (RDP) di DPR, akhir pekan lalu.

Sementara itu, Kepala Bapan Arief Prasetyo Adi mendukung penuh hasil keputusan rapat dengar pendapat terkait pemenu­han cadangan beras Bulog. Penambahan stok ini benar dibutuhkan untuk intervensi pasar dan mengantispasi kondisi tidak terduga seperti bencana. Adapun stok beras di Bulog saat ini tersedia 594 ribu ton.

Setidaknya sampai akhir tahun ini dibutuhkan peningkatan stok cadangan beras Bulog sampai 1,2 juta ton. “Penambahan stok tersebut agar dapat menjamin stabilitas harga dan menga­mankan kebutuhan masyarakat apabila terjadi kondisi kedaru­ratan,” ujarnya.

Baca juga : Pertamina Ajak Masyarakat Daftarkan Kendaraannya

Arief mengatakan, upaya pe­menuhan stok beras Bulog ini telah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian tanggal 8 November 2022. Dalam Rakortas tersebut menyebutkan agar Bulog segera mengopti­malkan pengadaan gabah dan/atau beras untuk memenuhi cadangan beras melalui pengadaan dalam negeri sebesar 500 ribu ton. Ini berkoordinasi bersama Kementan yang dipenuhi dari sejumlah lokasi.

“Kami mendukung penuh keputusan rapat denggar penda­pat bersama Komisi IV terse­but, dan mendukung langkah Kementan menyediakan 600 ribu ton untuk cadangan beras Bulog,” ujarmya.

Pihaknya menyampaikan terima kasih atas dukungan serta masukan semua pihak. Dia memastikan semua pihak, baik Komisi IV, Bapan, Kementan, dan Bulog sama-sama memi­liki niat baik dan tujuan yang sama untuk menjamin dan mengamankan kebutuhan beras masyarakat.

Baca juga : Presiden Lantik Utusan Khusus Pengetasan Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan

“Dan tentunya kita semua juga punya niat yang sama menjaga petani-petani kita. Terbukti da­lam 4 tahun terakhir ini memang tidak melakukan impor beras,” jelas Arief. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.