Dark/Light Mode

Lestari: Butuh Kolaborasi Tanggulangi HIV/AIDS

Kamis, 1 Desember 2022 12:48 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdiijat. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdiijat. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Direktur Yayasan SAPDA, Nurul Saadah Andriani mengungkapkan masyarakat banyak yang tidak tahu bahwa dirinya terpapar HIV/AIDS, sehingga kondisi itu berisiko terhadap diri dan lingkungannya. Karena HIV/AIDS, menurut Nurul, sangat berkaitan erat dengan isu kesehatan reproduksi.

Sehingga, penderita HIV/AIDS pun dengan cepat meluas. Di Yogyakarta, ungkap Nurul, dari 1993-2021 tercatat kelompok masyarakat yang tertinggi terpapar HIV/AIDS pada usia 20-29 tahun.

Bahkan, ujarnya, anak dan disabilitas di Yogyakarta juga sudah terpapar HIV/AIDS. Menurut Nurul, dibutuhkan upaya bersama untuk mencegah penularan lebih luas lagi lewat peningkatan pemahaman masyarakat terkait HIV/AIDS.

Baca juga : PPPOMN Perkuat Jejaring Laboratorium Pangan Di ASEAN

Community of Practice Officer Siklus Indonesia, Putri Khatulistiwa berpendapat berbicara tentang HIV/AIDS sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Kendala yang dihadapi saat ini, ungkap Putri, terkait stigma terhadap orang dengan HIV yang berujung pada tindakan diskriminasi terhadap kelompok masyarakat tertentu.

Mitos yang berkembang terkait HIV/AIDS, tambah Putri, membuat masyarakat salah dalam memahami informasi tentang penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS.

Untuk mengatasi kendala itu, Putri mengungkapkan, pihaknya berupaya membangun jejaring dengan para kreator konten untuk menyosialisasikan isu-isu terkait gender, disabilitas, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS.

Baca juga : Kemendikbudristek Kuatkan Kolaborasi Dengan Komunitas Guru

Dengan memanfaatkan berbagai media yang ada untuk menyampaikan informasi-informasi akurat terkait HIV/AIDS, Putri berharap, sejumlah stigma yang berpotensi menciptakan diskriminasi bisa ditekan.

Ketua LSM Yayasan KDS Jepara Plus, Muhammad Syafi'i mengungkapkan pemahaman masyarakat Jepara terkait HIV/AIDS masih kurang, terutama di masyarakat kalangan bawah yang tinggal di pedesaan.

Sosialisasi HIV/AIDS di tingkat kabupaten Jepara, dirasakan Syafi'i masih kurang, karena hanya orang tertentu saja yang dilibatkan dalam proses sosialisasi itu. Akibatnya, tegas Syafi'i, stigma yang memicu diskriminasi terhadap orang dengan HIV di Kabupaten Jepara masih kuat.

Baca juga : Genjot Investasi & Kolaborasi, SKK Migas Gelar Konvensi Internasional

Syafi'i berharap kolaborasi semua pihak bisa segera diwujudkan untuk menghapus stigma itu. Selain itu, tambahnya, dukungan pemerintah terkait pembiayaan pengobatan HIV/AIDS sangat diharapkan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.