Dark/Light Mode

Senayan Tanggapi Soal Biosaka

Kementan Jangan Buru-buru

Selasa, 6 Juni 2023 07:45 WIB
Anggota Komisi IV DPR Mindo Sianipar. (Foto: Dok. DPR)
Anggota Komisi IV DPR Mindo Sianipar. (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR Mindo Sianipar meminta Kementerian Pertanian (Kementan) tidak terburu-buru menyimpulkan keampuhan biosaka pada produksi padi. Badan Standardisasi Instrumentasi Pertanian (BSIP) Kementan kudu meneliti lebih dalam biosaka ini.

Biosaka merupakan inovasi dalam pembuatan pupuk organik dari bahan rerumputan yang sudah diaplikasikan di beberapa daerah. Biosaka menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia

"Waktu rapat kerja di Komisi IV kan saya sudah bilang, jangan buru-buru membuat komentar termasuk BSIP itu. Jadi lakukan percobaan dulu. Jangan percobaan baru satu kali lantas membuat kesimpulan," tegas Mindo saat dihubungi, kemarin.

Mindo menuturkan, BSIP sebaiknya melakukan percobaan tiga musim tanam dan panen dulu dalam hal dampak penggunaan biosaka ini kepada produktivitas padi. Percobaan tersebut dengan jenis tanaman yang sama, pada lokasi yang sama, dan dengan petani yang sama.

Baca juga : Puan Minta Bantuan Gibran

"Kalau sudah tiga kali berturut-turut, barulah diambil kesimpulan. Kalau hanya satu kali tidak bisa dong," ujarnya.

Politisi senior PDI Perjuangan ini menuturkan, petani yang telah menggunakan biosaka justru punya produksi padi terutama komoditi hortikultura semakin baik. Produktivitas yang semakin baik ini bisa jadi karena biosaka membuat pupuk dan zat hara yang masih terkandung di dalam tanah kembali membangkitkan kesuburan lahan.

"Makanya, supaya fair dibuatkan tiga kali berturut-turut dengan jenis padi yang sama, lahan yang sama dan petani yang sama. Jadi punya data biosaka ini (memberi respons) dalam hal apa," tuturnya.

Diakuinya, biosaka memang masih hal yang baru di dunia pertanian. Apalagi biosaka ini merupakan elisitor, dalam arti suatu produk yang berfungsi sebagai signaling bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus.

Baca juga : Pengadaan Barang/Jasa Secara Digital Tekan Potensi Kecurangan

Sebelumnya, hasil penelitian Kementan menunjukkan ternyata biosaka tidak berpengaruh terhadap produksi padi, serta tidak mengurangi kebutuhan pupuk 50 persen hingga 90 persen.

Biosaka merupakan hasil temuan atau invensi praktisi pertanian bernama Muhammad Anshar, warga Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.

Tapi di tengah kontroversi biosaka ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menganugerahkan lencana Penghargaan Jer Basuki Mewa Beya kepada Muhammad Ansar, inovator Biosaka yang juga berprofesi sebagai petani. Pemberian anugerah tersebut bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2023.

"Dalam memperingati Hari Lahir Pancasila 2023, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan Jer Basuki Mewa Beya kepada setiap orang yang berjasa dan berprestasi dalam mengembangkan dan memajukan suatu bidang tertentu serta bermanfaat besar bagi Provinsi Jawa Timur," kata Khofifah pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila sekaligus pemberian lencana perhargaan tersebut.

Baca juga : Pukat UGM: KY Perlu Pantau Sidang Bos KSP Indosurya

Ansar menerima penghargaan tersebut karena imovasinya tersebut membuat produktivitas petani makin baik.

"Pemanfaatan biosaka menjadi teknologi yang mudah dan murah diterapkan oleh petani dalam menekan biaya produksi dan menciptakan efisiensi usaha tani," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.