Dark/Light Mode

Sidang Umum ke-44 AIPA

Putu Rudana Dorong ASEAN Jadi Kekuatan Asia Pasifik dan Global

Jumat, 4 Agustus 2023 19:44 WIB
Ketua Desk Kerja Sama Regional BKSAP DPR (kanan) menyambut Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue pada kegiatan jamuan makan siang, di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, bersama Ketua DPR Puan Maharani, Jumat (4/8). (Foto: Istimewa)
Ketua Desk Kerja Sama Regional BKSAP DPR (kanan) menyambut Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue pada kegiatan jamuan makan siang, di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, bersama Ketua DPR Puan Maharani, Jumat (4/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sabtu besok (5/8), Sidang Umum ke-44 atau The-44th ASEAN Inter-Parliamentary (AIPA) Assembly, di Jakarta, akan dibuka. Sidang akan berlangsung enam hari, sampai Kamis (10/8). Ketua Desk Kerja Sama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana mengatakan, Sidang Umum ke-44 AIPA ini harus menjadikan ASEAN sebagai kekuatan utama di kawasan Asia Pasifik maupun global.

Tema yang diusung dalam Sidang Umum ke-44 AIPA ini adalah "Responsive Parliament for a Stable and Prosperous ASEAN". Tema ini menekankan pada konsep green economy atau ekonomi hijau.

Menurut Putu, tema ini sangat relevan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Sebab, saat ini dunia terlalu cenderung hanya melihat sisi parameter pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja, yang dianggap sebagai satu-satunya tolok ukur positif dengan pendapatan domestik bruto (PDB) sebagai acuan tunggalnya.

“AIPA justru menjadi satu penarik dari berbagai kekuatan global (untuk mendorong ekonomi hijau," ucapnya, kemarin.

Baca juga : Gandeng Amartha, Superbank Dorong 1 Juta Perempuan Pengusaha Mikro

Untuk itu, Putu mendorong pembentukan ASEAN Parliament demi memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer atau secara DPR. Dengan adanya ASEAN Parliament, Putu yakin, negara-negara asia tenggara akan menjadi satu kekuatan besar dan menjadi satu keluarga atau ASEAN family.

"Dengan adanya ASEAN Parliament, segala pengawalan kepentingan dan potensinya dapat dilakukan secara bersama-sama,” terang Putu.

Jamuan makam siang untuk Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue, di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, oleh Ketua Desk Kerja Sama Regional BKSAP DPR Putu Supadma bersama Ketua DPR Puan Maharani, Jumat (4/8). (Foto: Istimewa)
Jamuan makam siang untuk Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue, di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, oleh Ketua Desk Kerja Sama Regional BKSAP DPR Putu Supadma bersama Ketua DPR Puan Maharani, Jumat (4/8). (Foto: Istimewa)

Di AIPA, kata Putu, saat ini beranggota 10 aegara ASEAN. Sembilan negara hadir di Sidang Umum ke-44 AIPA dan satu negara, yaitu Myanmar, tidak diundang. Alasannya, saat ini, demokratisasi di Myanmar belum terimplementasi. “AIPA dan ASEAN terus mengawal proses demokratisasi Myanmar,” jelas legislator asal Bali ini.

Putu melanjutkan, Indonesia sebagai Ketua AIPA mendorong five point consensus agar diterapkan dan diimplementasikan Myanmar, yang saat ini dipimpin Junta Militer, karena terjadi pengambilalihan kekuasaan secara tidak demokratis atau kudeta.

Baca juga : BKSAP: Sidang Umum AIPA ke-44 Tekankan Persoalan Prosperity, People dan Planet

Putu lalu menerangkan five point consensus yang dimaksud. Pertama, tidak adanya kekerasan, stop konflik yang terjadi. Kedua, agar semuanya kembali damai. Ketiga, adanya mediasi dari utusan khusus PBB untuk Myanmar.

"Keempat, isu-isu yang berhubungan dengan hak asasi manusia (HAM) harus dijaga, karena banyak pengungsi. Jangan sampai merugikan masyarakat yang tidak berdosa. Terakhir, ASEAN mengirim utusan/envoy untuk mengawal proses demokratisasi di Myanmar. Itulah poin-poin dari five point konsensus yang ingin kita capai,” ungkapnya.

Putu melanjutkan, Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta juga akan membahas berbagai isu seperti isu kesetaraan gender pada komite perempuan, isu keterlibatan pemuda pada komite kepemudaan, komite politik, ekonomi, sosial dan komite organisasi yang membahas berbagai isu internal AIPA. Tak ketinggalan juga akan dibahas isu sawit, nikel, isu konflik Rusia-Ukraina, Myanmar, tujuan pembangunan berkelanjutan, dan ekonomi hijau.

Saat ini, kata Putu, telah ada 20 negara observer di AIPA dan 8 observer dari berbagai organisasi internasional. Negara besar seperti Amerika, China, dan Rusia sudah menjadi observer di AIPA. Dia juga mendapat informasi, akan ada tiga negara lagi yang akan masuk sebagai observer yaitu Turki, Armenia, dan Kuba. 

Baca juga : DPR & Parlemen Negara-negara ASEAN Masih Ketinggalan Dalam Kesetaraan Gender

“Artinya, kekuatan besar ingin masuk ke dalam kawasan Asia Tenggara karena memiliki potensi yang sangat besar. Dulunya tidak dilirik, tapi sekarang justru menjadi daya tarik,” kata Anggota Komisi VI DPR ini.

Ia berharap, Sidang Umum AIPA dapat menghasilkan resolusi-resolusi yang dapat memberikan manfaat kepada seluruh rakyat Indonesia maupun kawasan.

"Ini adalah momentum Indonesia untuk menunjukkan leadership-nya di kawasan sebagai Ketua AIPA maupun ASEAN (keketuaan ASEAN 2023). Kami berharap, pelaksanaan Sidang AIPA ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat untuk segenap masyarakat Indonesia," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.