Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Komisi IV Tolak Larangan Ekspor BBL Dicabut
Budi Daya Lobster Tak Sulit
Minggu, 27 Agustus 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Para pengusaha Penggiat Budi Daya Lobster Nusantara (PBLN) ingin larangan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) dicabut. Namun, Senayan ogah mendukung keinginan para pengusaha tersebut.
Larangan ekspor itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (panulirus Spp.), Kepiting (scylla Spp.) dan Rajungan (portunus Spp.).
Ketua Komisi IV DPR Sudin menjelaskan alasan kenapa ekspor BBL tidak boleh dilegalkan. Karena, teknologi budi daya lobster ini tidak rumit banget.
Baca juga : BCA Komit Terapkan Sektor Energi Lewat Wisma Foresta
“Nelayan kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk itu. Yang penting, disiplin dan serius memperhatikan serta mempraktikkannya,” katanya.
Yang membuat budi daya ini menjadi sulit, lobster yang seharusnya diberi makan jam 4 sore, diundur 1 jam menjadi jam 5 sore.
“Ini yang kadang-kadang orang menyepelekan hal seperti itu, padahal sebetulnya berbahaya,” ujarnya.
Baca juga : Terima Audiensi Nelayan, Komisi IV DPR Bahas Larangan Ekspor Benur
Sudin kemudian meluruskan anggapan bahwa lobster kalau dibudidayakan itu bakal makan sesamanya. Para pembudi daya lobster di Vietnam, contohnya, membeli pakan ikan yang diolah oleh para nelayan. Ukuran pakan yang diberikan, disesuaikan dengan ukuran lobsternya.
“Tapi (pakan) itu bukan disebar seperti pada budi daya yang ada di waduk Jatiluhur. Kasih makan pelet sebanyak-banyaknya. Makin banyak, makin cepat besar. Tapi tidak dipikirkan, yang namanya pelet atau pakan ikan itu bahan bakunya amoniak yang dapat merusak lingkungan,” katanya.
Dia heran, jika ada yang menyepelekan kemampuan para nelayan untuk bisa budi daya lobster. Kalau Vietnam saja bisa, Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumber daya perikanan yang luar biasa ini harusnya mampu.
Baca juga : Dialog Dengan PBLN, Nelayan: Larangan Ekspor Benur Hancurkan Ekonomi Kami
“Jangan sampai ada satu wilayah di tempat nan jauh di sana, rakyatnya tanam pisang, pisangnya sudah tua, dibawa untuk dijual ke pasar, tapi pulangnya beli pisgor (pisang goreng). Jangan-jangan, lobster kita yang dari Vietnam itu masuk lagi ke Indonesia,” sambungnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya