Dark/Light Mode

Selesaikan Konflik Pulau Rempang

Menteri Bahlil Sudah Sat-Set

Selasa, 3 Oktober 2023 07:10 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Bahlil Lahadalia (kanan), Deputi Pengendalian Pelaksanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuiot Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/23). (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Bahlil Lahadalia (kanan), Deputi Pengendalian Pelaksanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuiot Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/23). (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menghargai kerja-kerja Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam menuntaskan persoalan investasi di Rempang. Masalah ini mesti dijelaskan kepada pihak investor agar tidak mempengaruhi citra Indonesia di luar negeri.

Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, penjelasan Menteri (Bahlil) bisa dipahami.

“Klir, bagus dan menggam­barkan tugas seorang menteri yang mau turun ke bawah. Bagus sekali karena jarang ada manteri seperti ini, membumi, down to earth,” puji Darmadi dalam rapat kerja Komisi VI DPR bersama Bahlil dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Pengamat Intelijen Dukung Menteri Bahlil Teruskan Proyek Rempang Eco City

Adapun rapat kerja ini mem­bahas persoalan investasi dan konflik antara warga di Pulau Rempang dan BP Batam.

“Gerakannya sudah sat-set. Kita apresiasi. Semoga masyarakat dan pihak-pihak lain bisa lebih jelas, sehingga tidak terus-terusan me­nyerang Pemerintah,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Darmadi juga menghargai sikap keterbukaan Bahlil yang mengakui persoalan di Pulau Rempang ini juga karena adanya kesalahan komunikasi di awal. Untuk itu, komunikasi yang su­dah terjalin baik antara Pemerin­tah dengan masyarakat setempat bisa terus terjalin sehingga tidak terjadi lagi konflik di belakang.

Baca juga : 11 Perusahaan Di Ibu Kota Kena Semprit Karena Mencemari Udara Jakarta

Namun demikian, Darmadi memberikan beberapa catatan dan pertanyaan. Pertama, sikap investor atas peristiwa ini. Apakah sudah ada pembicaraan lebh lanjut terkait masalah di lokasi lahan investasi ini.

Terlebih, komitmen investasi di lokasi tersebut cukup besar nilainya, mencapai 11,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS). “Apakah Pak Bahlil sudah ketemu bosnya sini?” tanya Darmadi.

Menurut Bendahara Megawati Institute ini, pertemuan dengan investor itu sangat penting untuk menjaga confidence (kepercayaan) investor. Sebab, konflik di Pulau Rempang ini sedikit banyaknya berpengaruh pada citra investasi bagi Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.